Network
SEPUTAR CIBUBUR -Ephorus Gereja Huria Kristen Batak Protestan (HKBP) 1987-1998, Pendeta Soritua Albert Ernst (SAE) Nababan meninggal dunia pada Sabtu 8 Mei 2021 di di usia 88 tahun. Sebelum wafat Pendeta SAE Nababan sempat menjalani perawatan di RS Medistra Jakarta.
Menurut Basar Daniel, koordinator peluncuran buku karya SAE Nababan berjudul 'Selagi Masih Siang' saat ini jenazah Pendeta SAE Nababan disemayamkan di Rumah Duka RSPAD Gatot Soebroto lantai 2 ruang N. Pemakaman akan dilakukan di Siborongborong, Tapanuli Utara, Sumatera Utara.
Pendeta SAE Nababan yang dilahirkan 24 Mei 1933 di Tarutung, Tapanuli Utara, merupakan lulusan Sekolah Tinggi Teologi Jakarta (sekarang STFT Jakarta) tahun 1956. Pada tahun yang sama, ia ditahbiskan menjadi pendeta.
Baca Juga: Raditya Oloan Panggabean, Inspirasi Kaum Muda yang Tidak Pernah Redup, Tutup Usia
Pendeta SAE Nababan meninggalkan istri, Alida Lumban Tobing, tiga anak yang telah menikah serta enam cucu.
Dua saudara kandung SAE adalah Panda Nababan yang merupakan mantan jurnalis serta anggota DPR RI dari PDI-P serta Asmara Nababan yang merupakan tokoh Komisi Nasional Hak Asasi Manusia.
Salah satunya putranya, Hotasi Nababan merupakan Alumni ITB dan MIT serta pernah menjabat sebagai CEO Merpati Nusantara dan GE Indonesia.
Pendeta SAE Nababan punya perjalanan panjang dan cemerlang dalam karir kependetaannya. Setelah menjalani pelayanan sebagai pendeta muda di HKBP Medan, ia menempuh studi di Universitas Ruperto Carola, Heidelberg, Jerman dan lulus Doctor Theologiae pada Februari 1963.
Baca Juga: Raditya Oloan Panggabean Suami Joanna Alexandra Kritis di RSUP Persahabatan
