Tren Pasar properti di Indonesia 2022 Membaik, Meski Harga Naik Permintaan Tetap Tinggi

- 23 November 2022, 12:55 WIB
Ilustrasi tren positif pasar properti di Indonesia
Ilustrasi tren positif pasar properti di Indonesia /Pixabay

“Stimulus yang dihadirkan Pemerintah terbukti tepat sasaran bagi konsumen. Data Rumah.com Consumer Sentiment Survey H2 2022 menunjukkan bahwa kebijakan pelonggaran PPN mendorong optimisme konsumen. Sebaliknya, masih sedikit konsumen yang merasakan manfaat program rumah subsidi, yang menjadi salah satu program perumahan andalan Pemerintah. Sedangkan stimulus DP Nol Persen yang diluncurkan tahun lalu juga terbukti memberi pengaruh signifikan terhadap perputaran ekonomi di sektor properti,” kata Marine.

Rumah.com Consumer Sentiment Study adalah survei berkala dilakukan dua kali dalam setahun oleh Rumah.com sebagai portal properti terdepan di Indonesia bekerjasama dengan lembaga riset Intuit Research, Singapura untuk mengetahui dinamika pasar properti tanah air. Survei kali ini berdasarkan 1000 responden dari seluruh Indonesia yang berlangsung pada bulan Juni hingga Juli 2022.

Baca Juga: Piala Dunia 2022 Qatar: Prediksi Maroko vs Kroasia, Pemain, Skenario, dan Statistik

Sementara itu pembangunan infrastruktur transportasi strategis seperti LRT Jabodetabek, Kereta Cepat Jakarta-Bandung, berbagai ruas jalan tol masih menjadi faktor utama pendorong kenaikan harga properti di Jabodetabek. Sejumlah wilayah di Jabodetabek mengalami kenaikan harga properti yang pesat. Kabupaten Tangerang mengalami kenaikan sebesar 28 persen secara tahunan pada kuartal ketiga 2022, sementara Depok dan Bogor mengalami kenaikan sebesar 10 persen secara tahunan pada kuartal yang sama.

Di sisi keuangan, Pemerintah mempertahankan kebijakan suku bunga acuan BI-7 Day Reverse Repo Rate (BI7DRR) di tingkat 3,5 persen hingga melewati paruh kedua 2022. Kebijakan suku bunga ini mendorong perbankan untuk ikut menurunkan suku bunga KPR dan KPA menjadi sekitar 7,7 persen secara rata-rata di tahun 2022 dari sebelumnya sekitar 8,3 persen secara rata-rata di tahun 2021.

Setelah selama 18 bulan BI7DRR bertahan di tingkat 3,5 persen, akhirnya pada bulan Agustus 2022, Bank Indonesia menaikkan suku bunga acuan BI7DRR menjadi 3,75 persen dan pada bulan September 2022 kembali naik menjadi 4,25 persen. Kenaikan suku bunga acuan ini dilakukan oleh Bank Indonesia salah satunya sebagai langkah antisipasi terhadap ancaman resesi.

Baca Juga: Direktur Utama GNA Group: Pelunasan Cluster 1 Sebesar Rp100 Miliar Telah Selesai, Namun Gugatan Tetap Dilayang

Ancaman ini diprediksi juga akan berdampak terhadap pasar properti, salah satunya adalah kenaikan suku bunga. Dampak lainnya, bank diperkirakan akan lebih selektif dalam memberikan pinjaman pembiayaan, termasuk KPR dan KPA. Hingga akhir Agustus, kenaikan suku bunga acuan ini belum terlihat berpengaruh pada suku bunga KPR dan KPA di pasar. Meski demikian, suku bunga KPR dan KPA berpeluang naik menjelang akhir tahun.

Marine memberikan kesimpulan bahwa Rumah.com Indonesia Property Market Index menunjukkan pasar properti mulai pulih pada tahun 2022. Setelah sempat stagnan akibat pandemi pada 2021, penjual atau penyedia suplai properti hunian semakin berani menaikkan harga properti. Ini terlihat dari tren harga properti yang terus meningkat, terutama dalam dua kuartal terakhir.

“Namun demikian, situasi pasar properti pada tahun 2023 akan kembali menghadapi tantangan. Bayang-bayang resesi dan kenaikan suku bunga global akan membuat penjual atau penyedia suplai hunian berhati-hati dalam membuat keputusan. Sekali lagi, outlook pasar properti hunian pada 2023 akan bergantung pada kebijakan Pemerintah dalam menjaga situasi ekonomi nasional,” pungkas Marine. ***

Halaman:

Editor: Erlan Kallo


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x