Resesi Ekonomi Global 2023 Hantui Bisnis Properti di Indonesia, Ini Solusi Cerdas Pengembang untuk Investor

- 28 November 2022, 11:25 WIB
Hadapi resesi ekonomi global 2023, perumahan Royal Tajur tawarkan solusi "Investor Time" untuk  investor properti
Hadapi resesi ekonomi global 2023, perumahan Royal Tajur tawarkan solusi "Investor Time" untuk investor properti /Istimewa

SEPUTAR CIBUBUR - Pelaku pembangunan tetap optimis sektor properti bakal tetap bertumbuhan jika resesi ekonomi global pada tahun 2023 benar-benar terjadi. Pasalnya, kebutuhan properti khususnya hunian atau rumah kebutuhan masih cukup besar di Indonesia, baik untuk rumah pertama maupun hunian sebagai obyek investasi.

Sebab selain menurut data Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), backlog atau kekurangan pasokan rumah di Indonesia saat ini masih tinggi, mencapai 12,75 juta unit, juga karena investor makin cerdas dan tahu bahwa investasi yang paling imun terhadap krisis ekonomi dan gejolak sosial/keamanan adalah sektor properti.

Hendra Gunawan General Manager PT Tajur Surya Abadi, pengembang perumahan Royal Tajur, Bogor berpendapat, sejatinya saat terjadi krisis ekonomi sosial malah menjadi momentum tepat untuk berinvestasi di properti.

Baca Juga: Perkuat Rantai Pasokan dan Jaringan Pemasaran Global, Ini yang Dilakukan Samanea Hybrid Trade Outlet

Sebab saat itu harga properti cenderung tidak naik, bahkan di sejumlah lokasi bisa saja turun namun itu dijamin tidak berlangsung lama. Karena beda dengan instrumen investasi lainnya, properti dinilai banyak kalangan investasi paling aman.

“Ramai soal resesi global itu Agustus sampai September (2022) dan pengaruhnya terhadap penjualan kami itu di Oktober 2022. Tapi di November, setelah keluar berita-berita optimisme bahwa Indonesia tidak terdampak penjualan rumah dan apartemen di Royal Tajur kembali stabil dan cenderung meningkat,” kata Hendra, yang ditemui Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta,  Senin, 28 November 2022.

Hendra mengatakan, sebagai investor properti tidak perlu cemas terlebih terhadap resesi global 2023. Karena sebenarnya yang lebih parah itu pada awal-awal pandemi Covid-19, sekitar April hingga September 2020. Kondisi ekonomi global termasuk Indonesia saat itu sangat terpuruk, lebih parah dari resesi yang dikhawatirkan di 2023. Dimana perputaran uang mandek, orang dilarang keluar karena Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM), bahkan lockdown.

Baca Juga: Tren Pasar properti di Indonesia 2022 Membaik, Meski Harga Naik Permintaan Tetap Tinggi

“Sebagai investor harusnya di masa seperti ini saatnya berinvestasi. Jadi salah jika investor mengambil posisi wait and see. Karena properti sudah terbukti imun terhadap krisis ekonomi bahkan resesi sekalipun. Waktu harga properti sempat turun di Kelapa Gading (Jakarta Utara) turun saat banjir besar melanda beberapa tahun lalu, tapi dalam kurun waktu hanya 2-3 tahun harganya kembali meroket,” jelasnya Hendra.

Halaman:

Editor: Erlan Kallo


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x