Harga Telur Ayam di Kawasan Cibubur Naik Jelang Nataru

1 Desember 2022, 09:43 WIB
Harga telur ayam yang dijual di Pasar Cibubur, Kecamatan Ciracas, Jakarta Timur, naik menjelang Hari Natal 2022 dan Tahun Baru 3023 atau Nataru. /Prasetia Fauzani/ANTARA FOTO

 

SEPUTAR CIBUBUR- Harga telur ayam yang dijual di Pasar Cibubur, Kecamatan Ciracas, Jakarta Timur, naik menjelang Hari Natal 2022 dan Tahun Baru 3023 atau Nataru.

Salah satu pedagang telur, Nanda mengatakan, saat ini harga telur ayam berkisar Rp30 ribu per kilogram dari sebelumnya yang hanya Rp27 ribu per kilogram.

"Naiknya berangsur-angsur sudah satu minggu ini. Naik karena dari sananya (distributor), kita enggak tahu pasti juga penyebabnya," kata Nanda di Jakarta, Kamis 1 Desember 2022.

Baca Juga: Petani Tolak Kenaikan Cukai Tembakau

Kenaikan harga juga terjadi di Pasar Cileungsi dan Fresh Market Kota Wisata.

Harga Telur di Pasar Cileungsi yang semula Rp27 ribu per kg, kini merangkak naik menjadi Rp28.500 hingga Rp29.500 per kg

Sementara itu Fresh Market Kota Wisata, harga telur masih bertahan di harga Rp29 ribu per kg.

Baca Juga: Ombudsman Minta DMO Sawit Dicabut

Awan, pedagang telur di Pasar Cileungsi  menambahkan, akibat kenaikan harga telur itu membuat banyak pembeli mengeluh dan mengurangi jumlah belanjanya, dari yang biasanya satu kilogram menjadi hanya setengah kilogram.

Awan  juga mengatakan, omzet pedagang telur ayam di Pasar Cibubur ikut berkurang karena banyaknya pembeli yang mengurangi jumlah belanjanya tersebut.

"Omzet berpengaruh tapi belum terlalu (turun). Keluhan dari pembeli ya pasti ada, mereka pada ngeluh telur mahal sekarang. Kalau telur puyuh sama bebek enggak naik," ujar Awan.

 Baca Juga: Survei SMRC: Elektabilitas Ganjar Lebih Moncer Dibanding Anies dan Prabowo

Pedagang telur ayam di Pasar Cibubur lainnya, Andi juga mengatakan, imbas kenaikan harga tersebut membuat pembeli mengurangi jumlah belanjanya.

Dia mengatakan, kenaikan harga telur ayam terjadi bersamaan dengan bahan pokok lainnya seperti daging ayam, bawang, sehingga memberatkan daya beli masyarakat.

"Mereka (pembeli) muternya repot. Kan​ ada yang buat usaha warteg, seafood. Jadi mereka mengurangi pembelian yang biasa beli lima kilogram sekarang tiga kilogram," tutur Andi.***

Editor: Ruth Tobing

Tags

Terkini

Terpopuler