SEPUTAR CIBUBUR - Penyebab gangguan berjudi sering tidak dipahami dengan baik oleh para penderitanya. Bisa jadi hal ini kemungkinan merupakan hasil kombinasi dari faktor biologis, genetik, dan lingkungan.
Dilansir Healthline, ketika seseorang mengalami kecanduan berjudi, area otak yang disebut insula mungkin terlalu aktif.
Wilayah hiperaktif ini dapat menyebabkan pemikiran yang menyimpang, yang memungkinkan seseorang melihat pola dalam urutan acak.
Baca Juga: Kenali Gejala Gambling Disorder, Kecanduan Judi Akut
Bahayanya, otak kerap merespons perjudian sama seperti otak merespons kecanduan alkohol. Semakin banyak kebiasaan konsumsi alkohol, semakin buruk tingkat kecanduannya.
Beberapa faktor juga dikaitkan dapat meningkatkan risiko perilaku ini, di antaranya:
- Gangguan kesehatan mental
Orang dengan gangguan judi sering memiliki masalah dengan penyalahgunaan zat, gangguan kepribadian, depresi, atau kecemasan. Ini juga sering kali dikaitkan dengan gangguan bipolar, gangguan obsesif kompulsif (OCD), atau attention deficit hyperactivity disorder (ADHD)
- Faktor Usia
Orang yang lebih muda dan usia paruh baya lebih sering mengalami gangguan ini daripada orang dewasa atau tua.
Baca Juga: Cek Fakta, Indra Kenz Bebas dari Penjara
- Jenis kelamin
Gangguan perjudian lebih sering terjadi pada laki-laki. Mereka memiliki ciri kepribadian tertentu, misalnya sangat kompetitif, gila kerja, impulsif, gelisah, atau mudah bosan
- Pengobatan gangguan perjudian
Orang yang mengalami gangguan perjudian sering kali tidak menyadarinya selama beberapa waktu, atau mungkin sulit mengakuinya bahwa mereka memiliki masalah tersebut. Ini akan menjadi sangat menantang.
Pengobatan atau perawatan untuk perilaku judi kompulsif ini mungkin mencakup beberapa pendekatan, seperti:
- Terapi perilaku atau terapi perilaku kognitif. Terapi perilaku dapat membantu mengurangi keinginan berjudi, sementara terapi perilaku kognitif dapat membantu mengenali keyakinan yang tidak sehat, irasional, dan negatif, lalu menggantinya dengan pikiran yang sehat dan positif
- Penggunaan obat-obatan antidepresan atau penstabil suasana hati
- Bergabung dalam kelompok swadaya untuk mendapatkan dukungan dari orang lain yang juga mengalami masalah yang sama (support group)
- Beberapa program perawatan seperti rawat jalan, rawat inap, atau perawatan residensial mungkin juga diperlukan pada beberapa kasus.***