JK Ingatkan Sri Mulyani Tak Perlu Lebay Soal Krisis Ekonomi, Seolah-olah Besok Kiamat

29 Oktober 2022, 06:00 WIB
Susilo Bambang Yudhoyono (Kiri) dan Jusuf Kala (kanan). /Antara/Fransiska Ninditya/

SEPUTAR CIBUBUR - Mantan Wakil Presiden, Jusuf Kalla mengkritik soal ancaman krisis ekonomi yang dilontarkan pemerintah.

Menurut Kalla, dirinya sampai menelepon Menteri Keuangan Sri Mulyani agar tidak banyak mengeluarkan komentar soal krisis ekonomi yang membuat takut masyarakat.

Kalla mengatakan negeri ini sangat luas, tak semua wilayah menghadapi krisis. Dia meminta jangan sampai masyarakat menjadi takut ancaman krisis ekonomi, justru karena pemerintah yang menakut-nakuti.

 Baca Juga: Wilmar Kembangkan Kawasan Industri Terpadu di Serang, Banten

"Saya bilang sama Sri Mulyani jangan takut-takuti orang tahun depan akan kiamat  akibat krisis ekonomi. Saya telepon jangan begitu, jangan kasih takut semua orang. Ini negeri luas, kalau ada masalah, hadapi, kita jangan takut," ungkap Jusuf Kalla dalam peringatan HUT 70 Tahun Kalla Group, di Grand Ballroom Kempinski Jakarta Pusat, Jumat 28 Oktober 2022.

Malah Jusuf Kalla yakin Indonesia tidak akan mengalami krisis energi dan pangan karena menghasilkan komoditas itu secara mandiri.

"Beda kita dengan negara lain yang enggak punya energi. Jadi kita harus optimis, kalau ada masalah hadapi," kata Jusuf Kalla.

 Baca Juga: Viral, Oknum Polisi Rusak Spion Mobil di Widya Chandra

Sebelumnya, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati memang sering memperingatkan ancaman resesi di tengah gejolak ekonomi global.

Bahkan menurut Menkeu, dunia dipastikan akan resesi tahun 2023.

Sri Mulyani pernah mengatakan, banyak negara di dunia menaikkan suku bunga acuan secara ekstrim dan bersama-sama. Hal ini memicu terjadinya inflasi sampai resesi.

 Baca Juga: Ngebut dalam Kompleks Perumahan Rizky Billar Dilabrak, Tetangga: Situ Ngontrak

"Bank dunia sudah menyampaikan kalau bank sentral seluruh dunia melakukan peningkatan suku bunga secara cukup ekstrim dan bersama-sama, maka dunia pasti mengalami resesi di tahun 2023," katanya dalam konferensi pers APBN KiTa.

APBN menjadi instrumen untuk mengatasi ancaman stabilitas. "Makanya waktu itu disebutkan APBN menjadi counter cyclical, gara-gara pandemi siklusnya jadi anjlok," kata dia dalam acara Bincang APBN, Jumat 28 Oktober 2022.

Sri Mulyani menjelaskan APBN berupaya menyangga jatuhnya perekonomian agar tidak terlalu dalam dan bisa segera pulih. Namun baru selesai pandemi menurut WHO, muncul krisis baru yaitu kenaikan harga pangan, harga energi dan geopolitik yang meningkat. Hal ini menimbulkan disrupsi secara global.***

Editor: Ruth Tobing

Tags

Terkini

Terpopuler