Dorong Pemulihan Ekonomi Nasional, Sektor Properti Jadi Lokomotif Pembangunan

- 7 Februari 2022, 15:30 WIB
bisnis property lokomotif pembangunan
bisnis property lokomotif pembangunan /Kamsari/Dok. Bag Hukum Dan Komunikasi Publik Ditjen Perumahan Kementerian PUPR

SEPUTAR CIBUBUR - Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) menyatakan adanya pembangunan infrastruktur dan properti saat ini sangat mendukung upaya pemerintah dalam rangka pemulihan ekonomi nasional di masa pandemi Covid-19. Untuk itu, pemerintah berharap dukungan dari berbagai sektor usaha serta peran aktif masyarakat untuk bersama-sama mensukseskan pembangunan mengingat adanya keterbatasan dana APBN yang ada.

"Pemerintah terus mengupayakan pemulihan ekonomi nasional di masa pandemi ini dengan mendorong pembangunan baik infrastruktur maupun sektor properti di Indonesia," ujar Direktur Jenderal Perumahan Kementerian PUPR, Iwan Suprijanto dalam Webinar bertemakan "Kuat Bersama Sektor Properti sebagai Lokomotif Pemulihan Ekonomi" secara daring di Jakarta, Jum'at (4 februari 2022).

Baca Juga: Menaker - ILO Bahas Tiga Isu Pelindungan PMI

Kegiatan tersebut diikuti juga perwakilan Dijen Perumahan Kementerian PUPR, Bank BTN, Perumnas, BP Tapera, DPP REI, Pengamat Properti, serta masyarakat luas.

Iwan menerangkan, sektor properti bisa dikatakan sebagai lokomotif pemulihan ekonomi mengingat banyak banyak usaha serta produk bahan bangunan yang digunakan dalam pembangunan rumah bagi masyarakat. Selain itu, pemerintah juga berusaha agar masyarakat bisa ikit terlibat dalam proses pembangunan rumah melalui skema padat karya serta mendorong sektor perbankan menyalurkan kredit pemilikan rumah (KPR) subsidi.

"Dana APBN untuk alokasi anggaran perumahan juga sangat terbatas sehingga belum mampu menyelesaikan seluruh kebutuhan MBR terhadap perumahan. Untuk itu pemerintah berusaha menggandeng peran aktif dari asosiasi pengembang, sektor swasta, perbankan dan masyarakat untuk turut membangun sektor properti," harapnya.

Lebih lanjut, Iwan menerangkan, berdasarkan data Susesnas tahun 2020 lalu angka backlog kepemilikan perumahan mencapai 12,75 juta belum termasuk pertumbuhan keluarga baru 700 hingga 800 ribu per tahun. Selain itu, adanya pandemi Covid 19 yang melanda juga menyebabkan terjadinya penurunan daya beli masyarakat terutama di segmen menengah ke bawah (MBR) dan akibatnya terjadi penurunan daya beli rumah yang dibangun pengembang.

Sebagai informasi, Kementerian PUPR mentargetkan program perumahan dalam RPJMN 2020-2024 adalah meningkatkan akses masyarakat secara bertahap terhadap perumahan dan permukiman layak, aman dan terjangkau untuk mewujudkan kota yang inklusif dan layak huni dengan target akses hingga 70 persen di tahun 2024 mendatang.

Untuk itu, sebanyak 5 juta unit rumah merupakan intervensi langsung pemerintah dan 6 juta unit rumah intervensi tidak langsung dalam bentuk fasilitasi atau bantuan serta subsidi perbaikan, peningkatan akses layanan infrastruktur dasar, pemberdayaan komunitas, peningkatan keandalan bangunan dan penanganan kumuh.

Halaman:

Editor: Kamsari


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah