Ekspor Produk Kayu Indonesia Masih Bisa Digenjot Walau UE Siapkan Aturan Anti Deforestasi, Simak Alasannya

- 27 Februari 2022, 09:53 WIB
Audiensi Forum Komunikasi Masyarakat Perhutanan Indonesia (FKMPI) dengan Duta Besar Indonesia untuk Belgia merangkap Luxemburg dan Uni Eropa Andri Hadi dan Duta Besar Indonesia untuk Finlandia dan Estonia Ratu Silvy Gayatri, Jumat, 25 Februari 2022.
Audiensi Forum Komunikasi Masyarakat Perhutanan Indonesia (FKMPI) dengan Duta Besar Indonesia untuk Belgia merangkap Luxemburg dan Uni Eropa Andri Hadi dan Duta Besar Indonesia untuk Finlandia dan Estonia Ratu Silvy Gayatri, Jumat, 25 Februari 2022. /seputarcibubur.com

SEPUTAR CIBUBUR - Indonesia masih punya peluang besar untuk meningkatkan pangsa pasar produk kayu di Uni Eropa di tengah rencana penerapan kebijakan rantai pasok bebas deforestasi atau Deforestation-free Supply Chain (DFSC).

Adanya sertifikat legalitas kayu yang kini bertransformasi menjadi sertifikat kelestarian kayu (S-LK) dan promosi yang lebih gencar diyakini menjadi keunggulan bagi produk Indonesia menembus pasar Uni Eropa (UE).

Hal ini terungkap saat audiensi Forum Komunikasi Masyarakat Perhutanan Indonesia (FKMPI) dengan Duta Besar Indonesia untuk Belgia merangkap Luxemburg dan Uni Eropa Andri Hadi dan Duta Besar Indonesia untuk Finlandia dan Estonia Ratu Silvy Gayatri, Jumat, 25 Februari 2022.

Duta Besar (Dubes) Andri Hadi mengungkapkan proposal DFSC yang disiapkan Uni Eropa akan mempengaruhi sejumlah komoditas Indonesia, termasuk produk kayu.

Indonesia memandang proposal itu diskriminatif dan proteksionis dengan sejumlah produk UE tidak masuk dalam daftar komoditi yang terkena kebijakan itu.

Menurut Dubes Andri, untuk memastikan produk kayu yang masuk ke UE berasal dari sumber yang lestari, UE sebenarnya telah memiliki skema FLEGT VPA.

Skema ini seharusnya menjadi standar untuk memastikan produk kayu yang masuk ke UE berasal dari sumber yang lestari. "Kalau ada yang kurang seharusnya yang dilakukan adalah penguatan FLEGT VPA," kata dia.

Baca Juga: Ini Beda Robot Trading Legal dan Ilegal, Member DNA Pro, Net89, ATG Perlu Paham

Apalagi, masih banyak tanggung jawab UE yang belum sepenuhnya dilakukan terkait FLEGT VPA. Misalnya saja soal pemberian market incentive pada produk kayu dengan FLEGT License.

Halaman:

Editor: sugiharto basith budiman


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x