Pengusaha Hutan Kembangkan Tanaman Pemanis Pengganti Gula Tebu, Lebih Sehat Tanpa Kalori dan Alami

- 17 Juni 2022, 20:53 WIB
Daun Stevia
Daun Stevia /prsoloraya.pikiran rakyat

Peneliti stevia dari Kementerian Pertanian, Sumaryono menjelaskan stevia mengandung senyawa kimia organik Glikosida Steviol terutama pada daunnya yang bisa dijadikan gula.

“Kelebihan gula stevia adalah rasanya yang sangat manis, 200 kali lipat jika dibandingkan gula tebu,” katanya.

Baca Juga: Pernah Jadi Menteri Kehutanan, Kini Dilantik sebagai Menteri Perdagangan, Ini Profil Zulkifli Hasan

Stevia bisa tumbuh di daerah dengan iklim tropis hingga subtropis. Stevia dipanen dari daun dan tunas mudanya setiap 1-2 bulan. Umur tanaman stevia berkisar 2-3 tahun. Namun jika agroklimatnya cocok bisa mencapai 4 tahun.

Salah satu PBPH yang sudah mulai tergiur untuk mengembangkan stevia adalah PT Multistrada Agro International.

“Kami telah melakukan uji coba di lahan seluas 2 hektare di Sukabumi sejak tahun 2016,” kata Managing Director PT Multistrada Agro International Kartika D Antono.

Kartika mengatakan pengembangan stevia dalam skala yang lebih luas akan dilakukan di konsesi PBPH yang berada di Sulawesi Tengah. 

Multistrada berencana untuk menanam stevia seluas 5.000 hektare di konsesi tersebut. Jika terealisasi, produksi stevia dari lahan tersebut bisa mengganti 1/3 dari impor gula tebu Indonesia saat ini yang mencapai 4 juta ton per tahun.

Multistrada sudah melakukan hitung-hitungan yang manis secara bisnis. Berdasarkan proyeksi dibutuhkan ongkos tanam sebesar Rp53 juta per hektare dengan umur produksi 2-3 tahun.

Baca Juga: Pernah Jadi Menteri Kehutanan, Kini Dilantik sebagai Menteri Perdagangan, Ini Profil Zulkifli Hasan

Halaman:

Editor: sugiharto basith budiman


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah