Selain dikenal sebagai ‘Las Vegas Asia’, kota Makau juga dijuluki The Sin City of Asia (Kota Dosa Asia). Sebab tak hanya judi, di Makau juga terdapat berbagai klub malam.
Awal Macau jadi kota judi
Makau merupakan sebuah kota dan daerah administratif khusus di Republik Rakyat Tiongkok yang berada di bagian barat Delta Sungai Mutiara yang bermuara di Laut Tiongkok Selatan.
Dengan populasi penduduk sampai saat ini berjumlah sekitar 680.000 dan luas mencapai 32,9 km, menjadikan kota Makau sebagai salah satu wilayah yang memiliki penduduk terpadat di dunia sampai saat ini.
Awalnya kota Makau dikuasai oleh kekaisaran Dinasti Ming yang berlangsung pada tahun 1368-1644. Kala itu, Makau disewakan ke Portugis untuk dijadikan pelabuhan dagang yang kelak berkembang sebagai perantara utama dalam perdagangan antara Asia dan seluruh dunia.
Sebagai upaya untuk menghasilkan pendapatan bagi pemerintah, perjudian di Makau dilegalkan oleh pemerintah Portugis pada tahun 1849. Pada akhir abad ke-19, pemerintah Makau memperkenalkan sistem perizinan untuk rumah fantan (rumah judi Cina).
Baca Juga: Sisi Menarik Stanley Ho, 'Raja Judi Dunia' yang Anti Berjudi
Saat itu, tercatat lebih dari 200 rumah judi diharuskan membayar sewa perjudian kepada pemerintah. Izin monopoli kasino kedua diberikan kepada Perusahaan Tai Heng pada tahun 1937. Namun, perusahaan itu terlalu konservatif untuk sepenuhnya memanfaatkan potensi ekonomi perjudian.
Pada tahun 1962 ketika pemerintah memberikan hak monopoli untuk semua bentuk perjudian kepada Sociedade de Turismo e Diverses de Macau (STDM).