SEPUTAR CIBUBUR - IHSG pada perdagangan kemarin ditutup menguat 0,2% ke 6,831 dan disertai oleh munculnya tekanan beli.
Faktor naiknya harga saham sektor Perbankan seperti: Bank of Amerika Corp +6.06%, Bank of NY Mellon Corp +5.08% menyusul naiknya Net Interest Income sektor perbankan.
Ini karena diuntungkan dengan naiknya FFR serta sedikit turunnya yield Obligasi AS tenor 10 tahun menjadi faktor Indeks DJIA menguat sebesar +1.86% dalam perdangangan Senin kemarin. Hal ini berpotensi menjadi sentimen positif pendorong penguatan IHSG untuk perdagangan hari ini.
Jika penguatan DJIA dikombinasikan dengan naiknya EIDO sebesar +1.20% serta naiknya harga beberapa komoditas seperti: Oil +0.14% & Gold +0 32% maka berpotensi menjadi amunisi tambahan pendorong IHSG akan MENGUAT Selasa ini.
Baca Juga: Simak Lowongan Kerja Di 7 Firma Hukum Terkemuka Untuk 10 Posisi Bagi Para Sarjana Hukum Di Indonesia
Trend Bearish selama di bawah 6.926. IHSG closing di bawah 5 day MA (6.874). Indikator MACD bearish, Stochastic oversold, di atas support 6.740, candle piercing bullish. Andai break di atas 6.850, IHSG punya peluang rebound, target 6.926/7.001. Bila gagal, bisa menuju 6.740/6.678. Dominan power sell. Range breakout berada di 6.747 - 6.943.
Resist: 6.850/6.902/6.943/6.978. Support: 6.798/6.747/6.700/6.659. Perkiraan range: 6.790 - 6.880.
Bursa Wall Street menguat secara signifikan. Dalam transaksi kemarin indeks Dow Jones Industrial Average ditutup menguat 1,86%, demikian juga dengan S&P 500 yang naik 2,65%, dan indeks Nasdaq ditutup menguat sebesar 3,43%.
Laporan kinerja perusahaan menurunkan kekhawatiran investor dan saham perusahaan teknologi yang sudah banyak terkoreksi sebelumnya banyak mengalami kenaikan. Saham Bank of America dan Bank of New York Mellon mencatat kenaikan, didorong oleh kinerja yang lebih baik dibandingkan perkiraan.