Sawit Diperhitungkan dalam NDC Penurunan Emisi Karbon, Konstribusinya Ternyata Besar

- 13 November 2022, 15:50 WIB
Dirjen Pengendalian Perubahan Iklim KLHK Laksmi Dewanthi berbincang dengan Deputi Bidang Koordinasi Pangan dan Pertanian Kemenko Perekonomian Musdalifah Mahmud, Mantan Duta Besar Indonesia untuk Belgia, Luksemburg, dan Uni Eropa Yuri Thamrin, dan Senior Adviser Yayayasan Kehati Diah Suradiredja
Dirjen Pengendalian Perubahan Iklim KLHK Laksmi Dewanthi berbincang dengan Deputi Bidang Koordinasi Pangan dan Pertanian Kemenko Perekonomian Musdalifah Mahmud, Mantan Duta Besar Indonesia untuk Belgia, Luksemburg, dan Uni Eropa Yuri Thamrin, dan Senior Adviser Yayayasan Kehati Diah Suradiredja /dok Paviliun Indonesia/

SEPUTAR CIBUBUR - Industri kelapa sawit hulu-hilir ternyata berkontribusi besar dalam pengendalian perubahan iklim.

Berdasarkan perhitungan, tutupan kebun sawit nasional seluas 16,38 juta hektar berkontribusi pada penyerapan 2,2 miliar ton CO2 setiap tahun.

Deputi Bidang Koordinasi Pangan dan Pertanian Kemenko Perekonomian, Musdalifah Mahmud menjelaskan sesuai dengan komitmen untuk pengurangan emisi karbon yang telah dicanangkan Indonesia dalam dokumen Nationally Determinded Contribution (NDC), pemerintah terus mengawal agar industri kelapa sawit bertransformasi untuk menerapkan praktik berkelanjutan.

“Sesuai dokumen NDC, industri kelapa sawit hulu-hilir berperan penting untuk mencapai target Nasional yang ingin dicapai tahun 2030,” kata dia saat memberi pidato kunci saat sesi diskusi panel bertajuk “Contributing Palm Oil Towards Carbon Emission Reduction” di Paviliun Indonesia pada Konferensi Perubahan Iklim COP27 UNFCCC di Sharm El Sheikh, Mesir, Kamis 10 November 2022.

Untuk mendorong praktik keberlanjutan di industri kelapa sawit, Presiden Joko Widodo telah menerbitkan Peraturan Presiden No 44 tahun 2020 tentang Sistem Sertifikasi Perkebunan Kelapa Sawit Berkelanjutan Indonesia yang disebut dengan ISPO.

Baca Juga: BPDPKS: Program Biodiesel B40 Penting untuk Industri Sawit Nasional

Adanya ISPO menaikkan daya saing sekaligus memperkuat upaya untuk mengakselerasi penurunan emisi karbon dari industri kelapa sawit Indonesia.

Musdalifah juga mengatakan untuk meningkatkan peran kelapa sawit dalam pengurangan emisi karbon dengan mengembangkan biodisel (B30) untuk mengurangi ketergantungan kepada bahan bakar fosil.

Berdasarkan perhitungan program B30 telah mengurangi emisi gas rumah kaca sekitar 29,5 juta ton setara CO2 di tahun 2022.

Halaman:

Editor: sugiharto basith budiman


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah