Selanjutnya dalam memilih reksa dana yang terbaik, investor sebaiknya memanfaatkan fitur pembanding dan evaluator seperti yang ada di IPOTFund milik Indo Premier Sekuritas, kemudian pilih berdasarkan kinerja NAV 1 tahun terakhir, cermati bagaimana sharpe ratio-nya atau rasio imbal hasil dibandingkan dengan fluktuasi NAVnya dimana semakin besar berarti semakin bagus dan memahami risikonya berdasarkan drawdown ratio.
"Terkait biaya-biaya, investor sebaiknya paham kalau biaya Manajer Investasi dan Bank Kustodian reksa dana sudah termasuk dalam hitungan kenaikan NAB, namun biaya jual beli dan termasuk transfer antar bank harus dipertimbangkan. Untuk biaya yang lebih murah, investor bisa berinvestasi di reksa dana yang dikelola pasif seperti reksa dana indeks ataupun ETF yang biaya jual belinya sama dengan saham. Selanjutnya, pilih juga agen penjual yang memberikan gratis biaya transaksi jual beli reksa dana," pungkasnya. (Lucius GK)