CTIS: Indonesia Punya Ragam Opsi Transisi Energi, Menuju Net Zero Emission

- 22 Juli 2023, 16:43 WIB
Pembangkit Listrik Panas Bumi, salah satu energi baru terbarukan yang potensial di Indonesia
Pembangkit Listrik Panas Bumi, salah satu energi baru terbarukan yang potensial di Indonesia /Ist./

SEPUTAR CIBUBUR - Target penggunaan energi baru dan terbarukan (EBT) sebesar 23% pada tahun 2025 penuh dengan tantangan.  Pasalnya, target yang merupakan amanat dari UU No. 30 tahun 2007 itu baru tercapai 13% saja pada tahun 2023.

Meski demikian namun, Pemerintah dan para pemangku kepentingan tetap berupaya untuk mencapai target tersebut melalui penerapan beragam EBT sebagai bagian dari kebijakan pencapaian Net Zero Emission (NZE) pada tahun 2060 atau lebih cepat, guna mengimplementasikan Perjanjian Paris 2015 tentang Perubahan Iklim.

Demikian rangkuman pertemuan Center for Technology & Innovation Studies (CTIS), di Jakarta, Jumat 21 Juli 2023. 

Baca Juga: Aspebindo: Pembangunan Industri di Bangka Belitung Butuh Pasokan Energi 

Berbicara pada kesematan itu Dr. As Natio Lasman, mantan Kepala Badan Pengawas Tenaga Nuklir (Bapeten), yang saat ini adalah Anggota Dewan Energi Nasional (DEN). 

Dalam pertemuan yang dipimpin Ketua Komite Energi CTIS, Dr. Unggul Priyanto, dipaparkan Outlook Energi Indonesia yang dibuat oleh Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) tahun 2017  yang memperlihatkan kondisi minyak bumi Indonesia yang sudah mulai impor pada tahun 2015, kemudian gas bumi diproyeksikan sudah mulai akan impor pada tahun 2028, sedang batubara sudah mulai akan impor pada sekitar tahun 2049. 

Kondisi tersebut membuat tak ada pilihan selain segera menggencarkan pengurangan energi fosil dan melakukan kebijakan transisi energi menuju tahun 2060.

As Natio memaparkan skenario penggunaan energi fosil yang terus menurun dari tahun 2025 hingga tahun 2060 mendatang.  Penggunaan Batubara turun dari 62% menjadi tinggal 17% saja pada tahun 2060, Minyak bumi turun dari 26%  pada tahun 2025 menjadi tinggal 5% saja  pada tahun 2060, sedang gas bumi turun menjadi tinggal 11% saja.

Kesemua energi fosil tadi akan digantikan oleh energi surya sebesar 23%, energi hidro 10%, nuklir 9%, biomasa 8%, Bahan Bakar Nabati (BBN) 5%, panas bumi 4%, angin 2% dan energi dari laut sekitar 2%. 

Halaman:

Editor: sugiharto basith budiman


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x