Pembangunan PLTA Batang Toru, Pakar Lingkungan UI Tegaskan untuk Hati-hati

- 10 Oktober 2023, 19:35 WIB
Seminar Integrasi Transisi Energi dengan Konservasi Ekosistem Daratan di IPB, Selasa 10 Oktober 2023
Seminar Integrasi Transisi Energi dengan Konservasi Ekosistem Daratan di IPB, Selasa 10 Oktober 2023 /Environment Institute/

SEPUTAR CIBUBUR - Pakar lingkungan Universitas Indonesia sekaligus CEO Environment Institute Mahawan Karuniasa menegaskan pembangunan pembangkit listrik ramah lingkungan seperti PLTA, haruslah terintegrasi dengan konservasi ekosistem daratan.

Mahawan menaggapi perkembangan pembangunan PLTA Batang Toru di Tapanuli Selatan, Sumatera Utara. Menurut dia, dalam perspektif spasial, sebenarnya rencana PLTA Batang Toru dengan beban puncak 510 Mega Watt, memberikan usikan bentang lahan yang minim, termasuk satwa liar. Pasalnya waterway dari dam intake ke power house dibangun di bawah tanah. Sangat berbeda dengan pembukaan lahan besar-besaran untuk pertanian dan perkebunan.

Kehati-hatiannya justru pada ekosistem sungainya yang paralel dengan waterway karena implikasi perubahan perilaku debit airnya berpengaruh pada ekistem sungai, demikian kata Mahawan dalam Seminar Integrasi Transisi Energi dengan Konservasi Ekosistem Daratan di IPB, Selasa, 10 Oktober 2023.

Baca Juga: Perusahaan Swasta Australia Suntik Investasi Rp180 Triliun Proyek PLTA Kaltara


Pengembangan energi baru dan terbarukan sejatinya sudah tidak dapat ditawar lagi. Sesuai agenda Paris Agreement, untuk tidak melampaui 1,5° Celsius perlu upaya mitigasi agar emisi global tidak melampaui 33 Giga ton CO2e melalui transisi energi, termasuk di Indonesia.

Indonesia memasuki dekade dominasi emisi sektor energi, artinya sebagian besar emisi gas rumah kaca nasional berasal dari sektor ini yang meliputi tiga sumber utama yaitu pembangkit listrik, transportasi, dan industri.

Khusus untuk pembangkit listrik, berdasarkan dokumen LTS-LCCR (Long Term Strategi for Low Carbon and Climate Resilience) strategi utama pemangkasan emisi dilakukan dengan coal phase down, penggunaan gas, penerapan teknologi Carbon Capture and Storage, serta peningkatan pembangkit listrik bertenaga air, angin, matahari, dan panas bumi.

Staf Ahli Menteri KLHK yang hadir, Haruni Krisnawati menyatakan bahwa transisi energi diperlukan dalam implementasi NDC (Nationally Determined Contribution) bersamaan dengan pencapaian target FOLU Net Sink 2030, sehingga implementasi NDC dilaksanakan sesuai komitmen Indonesia dan strategi implementasi NDC yang telah disusun.

Baca Juga: JETP Alokasi 20 Miliar  Dolar AS untuk Transisi Energi Indonesia, CTIS Beri Saran Pemanfaatan

Halaman:

Editor: sugiharto basith budiman


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x