NAV Saratoga Kuartal III-2023 Capai Rp 49,8 Triliun, Ini Pendukungnya

- 31 Oktober 2023, 10:51 WIB
PT Saratoga Investama Sedaya Tbk (SRTG). Foto: Saratoga-investama.com
PT Saratoga Investama Sedaya Tbk (SRTG). Foto: Saratoga-investama.com /

SEPUTAR CIBUBUR – Di tengah gejolak pasar serta dinamika ekonomi domestik dan global, PT Saratoga Investama Sedaya Tbk (SRTG) atau Saratoga berhasil menjaga stabilitas kinerja perusahaan.

Hingga kuartal III – 2023, Saratoga mencatatkan arus kas dari dividen sebesar Rp 2,9 triliun, naik 35% dibanding periode yang sama tahun lalu. Net Asset Value (NAV) Saratoga pada kuartal III-2023 ini mencapai Rp 49,8 triliun.

Presiden Direktur Saratoga Michael William P Soeryadjaya mengatakan, perekonomian global yang dinamis telah berdampak ke berbagai sektor bisnis di seluruh dunia, termasuk Indonesia. Apalagi harga energi dan komoditas terus berfluktuasi dengan tingkat inflasi dan suku bunga secara global yang tetap tinggi. Untuk menghadapi situasi tersebut, Saratoga menjalankan strategi investasinya secara lebih berhati-hati, disiplin dan mengedepankan pengelolaan arus kas yang kuat.

“Kami tetap berfokus pada peningkatan value dari perusahaan-perusahaan portofolio yang sudah dimiliki oleh Saratoga. Kami meyakini lini-lini bisnis baru yang dibangun akan terus memperkuat fundamental investasi Saratoga melalui perusahaan portofolio,” kata Michael melalui keterangan resmi di Jakarta, Senin (30/10/2023).

Baca Juga: Nekad Utang Pinjol untuk Beli Tiket Coldplay, Menteri Sandiaga: Kalau Ga Mampu Jangan

Salah satu investasi strategis yang didukung oleh Saratoga adalah penguatan bisnis PT Merdeka Battery Materials Tbk (MBMA), salah satu anak usaha MDKA yang berfokus pada rantai pasok baterai kendaraan listrik. Guna memperkuat posisinya dalam rantai pasok baterai, MBMA telah menandatangani perjanjian dengan GEM Co Ltd (GEM) untuk membangun pabrik pengolahan High-Pressure Acid Leach (HPAL) dengan kapasitas produksi sebesar 30.000 ton nikel dalam Mixed Hydroxide Precipitate (MHP) per tahun.

Pabrik HPAL akan dibangun di Indonesia Morowali Industrial Park (IMIP) dan dioperasikan di bawah PT ESG New Energy Material - joint venture antara MDKA dan GEM - dengan target operasi pada akhir tahun 2024 untuk tahap 1 dan pertengahan tahun 2025 untuk tahap 2. Pabrik ini juga akan membeli dan memproses bijih nikel laterit dari Tambang Sulawesi Cahaya Mineral (SCM) milik MBMA berdasarkan perjanjian pasokan selama 20 tahun.

GEM merupakan pemimpin global di bidang energi baru terbarukan dan daur ulang. GEM terdaftar di Bursa Efek Shenzhen (kode saham: 002340) dan SIX Swiss Exchange (GEM) dengan kapitalisasi pasar saat ini sekitar US$4,4 miliar.

Baca Juga: Energi Transisi ke EBT, Ini Ajakan Aspebindo kepada Pengusaha Batubara

“Saratoga juga akan tetap mengoptimalkan setiap peluang investasi di sektor-sektor strategis yang berdampak besar bagi keberlanjutan ekonomi nasional. Seperti sektor kesehatan, produk konsumen, infrastruktur digital dan energi terbarukan,” tambah Michael.

Halaman:

Editor: Ruth Tobing

Sumber: Siaran Pers


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x