IHSG Ditutup Melemah, Berikut 3 Saham Layak Trading Minggu Ini

- 13 November 2023, 10:56 WIB
Gedung Bursa Efek Indonesia (BEI) di Jakarta. Foto: Lucius GK
Gedung Bursa Efek Indonesia (BEI) di Jakarta. Foto: Lucius GK /

SEPUTAR CIBUBUR – Setidaknya tiga utama membuat Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada minggu lalu bergerak fluktuatif dan ditutup melemah di level 6.809 pada Jumat, 10 November 2023.

Community Lead IPOT, Angga Septianus menjelaskan top gainers pada minggu lalu yakni sektor IDX Infrastructures yang naik sebesar 10,4% tertopang kenaikan saham BREN dan IDX Techno yang naik sebesar 3,86% tertopang saham GOTO.

Sementara itu, sektor yang menjadi top losers pada minggu lalu yakni IDX Health yang melemah -2,44% karena koreksi saham SILO dan IDX Cyclic yang melemah sebesar -2,01% karena koreksi saham-saham MNCN, ACES, BMTR, dan SCMA.

Terkait sentimen yang memengaruhi pergerakan IHSG pada minggu lalu, Angga menyebutkan ada 3 sentimen utamanya, yakni Yield Obligasi 10 Tahun AS, PDB Indonesia dan Cadangan Devisa Indonesia.

Terkait Yield Obligasi 10 Tahun AS, Angga menjelaskan kejatuhan Yield Treasury 10 Tahun AS memberikan optimisme pada aset berisiko terutama di negara-negara emerging market dengan kembalinya investor ke Bonds & Stock Market ditopang oleh penguatan rupiah.

Baca Juga: Waspadai Aksi Jual-Beli Investor Asing, Ini Rekomendasi IPOT

"Yield naik karena investor berspekulasi bahwa Federal Reserve bisa berhenti menaikkan suku bunga pada tahun ini melihat data tenaga kerja berada di bawah ekspektasi. US Nonfarm payroll tercatat menambah sebanyak 150k pekerja (vs. est 180K) dan pengangguran naik ke level 3.9% atau tertinggi sejak Januari 2022," jelasnya di Jakarta, Senin (13/11/2023).

Sementara itu terkait sentimen PDB Indonesia, ia menjelaskan PDB Indonesia pada Triwulan 3-2023 tumbuh 4,94 YoY dan 1,60% QoQ. Adapun tiga sektor dengan pertumbuhan paling besar yakni transportasi & pergudangan (14,74%), jasa lainnya  (11,14%) dan akomodasi dan makan minum (10,90%).

"Beberapa faktor yang mendorong pertumbuhan PDB Indonesia adalah peningkatan konsumsi LRPT (6,21%), PMTB (5,77%) dan konsumsi rumah tangga (5,06%). Namun di sisi lain ada penurunan impor (-6,18%), ekspor (-4,26%) dan konsumsi pemerintah (-3,76%) menyebabkan pertumbuhan PDB sedikit di bawah konsensus yakni 5,05% YoY dan 1,71% QoQ," terangnya.

Selanjutnya terkait sentimen cadangan devisa Indonesia, pada Oktober 2023 cadangan devisi Indonesia mengalami penurunan dibandingkan September 2023 (US$134,90 miliar). Penurunan tersebut dipengaruhi oleh pembayaran utang luar negeri pemerintah dan kebutuhan untuk stabilisasi nilai tukar rupiah.

Halaman:

Editor: Ruth Tobing

Sumber: Siaran Pers


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x