Berkat FEP, Luas Lahan Kemitraan Wilmar-Petani Capai 20 Ribu Ha

- 22 Maret 2024, 23:12 WIB
Petani di tengah sawah yang mulai menguning. Sumber: dok. WPI
Petani di tengah sawah yang mulai menguning. Sumber: dok. WPI /

SEPUTAR CIBUBUR – Melalui Farmer Engagement Program (FEP), PT Wilmar Padi Indonesia (WPI) hingga Februari 2024, mencatat luas lahan kemitraan dengan petani telah mencapai 20 ribu hektare (ha), tersebar di 19 kabupaten di Jawa Timur, Banten, Lampung, Sumatera Utara, dan Sumatera Selatan.

Peningkatan luas lahan kemitraan dengan petani tersebut bertambah signifikan dari 2023 yang hanya 8.903 ha. Hingga Februari lalu, perusahaan telah menggandeng  16.928 petani. Program tersebut telah dimulai pada 2021 dan lahan yang dikerjasamakan saat itu baru 617 ha.

Rice Business Head PT WPI Saronto saat buka puasa bersama media di Jakarta, Jumat, 22 Maret 2024. Sumber: Lucius GK
Rice Business Head PT WPI Saronto saat buka puasa bersama media di Jakarta, Jumat, 22 Maret 2024. Sumber: Lucius GK
“Program tersebut dapat berjalan dengan baik juga karena dukungan dari pemerintah daerah, dinas pertanian, perusahaan agri input dan gabungan kelompok tani (Gapoktan),” kata Rice Business Head PT WPI Saronto saat buka puasa bersama media di Jakarta, Jumat, 22 Maret 2024.

Baca Juga: Dukung Siak Hijau, Wilmar Dampingi 1.500 Petani Swadaya Raih ISPO

Dalam program itu, petani mendapatkan tiga fasilitas. Pertama berupa agri input, yaitu asuransi pertanian serta sarana dan prasarana produksi pertanian. WPI bekerjasama  pemerintah daerah yang memberikan subsidi untuk petani. Selain itu, perusahaan juga menggandeng perusahaan asuransi milik pemerintah dan swasta.

Beras petani mitra WPI di gudang. Sumber: dok. WPI
Beras petani mitra WPI di gudang. Sumber: dok. WPI
Kedua, penerapan good agriculture practices (GAP). Berdasarkan pengalaman di lapangan, peningkatan produksi gabah petani rata-rata sebesar 15% setelah mendapat pendampingan.

Menurut Saronto, pihaknya berharap kemitraan dalam FEP dapat meningkat menjadi 30 ribu ha hingga akhir tahun ini. Hal itu diharapkan dapat sejalan dengan program pemerintah dalam meningkatkan produksi gabah dalam negeri.

Rice Business Head PT WPI Saronto saat buka puasa bersama media di Jakarta, Jumat, 22 Maret 2024. Sumber: Lucius GK
Rice Business Head PT WPI Saronto saat buka puasa bersama media di Jakarta, Jumat, 22 Maret 2024. Sumber: Lucius GK
“Kami berupaya mengikuti arahan pemerintah untuk ikut meningkatkan ketahanan pangan,” kata Saronto. 

Baca Juga: Wilmar Gandeng Masyarakat Sungai Pukun Lindungi Kawasan Konservasi Tinggi

Dia menambahkan, WPI juga memanfaatkan produk samping (by product) menjadi produk hilir yang dapat memberikan nilai tambah, seperti, bekatul, kulit, menir dan sekam. Produk samping tersebut dapat dimanfaatkan tepung beras hingga bahan bakar pengganti batu bara karena nilai kalorinya tinggi. (Lucius GK)

Editor: Ruth Tobing


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x