Network
SEPUTAR CIBUBUR - Dokter spesialis penyakit jantung bawaan Heartology Cardiovascular Center, dr Radityo Prakoso mengatakan, pasien penyakit jantung bawaan (PJB) mempunyai harapan hidup tiga kali lebih besar apabila ditangani oleh dokter spesialis jantung dan bedah jantung bawaan secara benar.
PJB atau Congenital Heart Disease (CHD) adalah penyakit jantung yang telah ada sejak lahir akibat pembentukan jantung yang tidak sempurna pada fase awal perkembangan janin di dalam kandungan. Angka kejadian PJB, sekitar 8 bayi dari 1.000 kelahiran hidup dengan 30%, di antaranya memperlihatkan gejala pada minggu-minggu pertama kehidupan. Sebagian besar pasien PJB, menurut dr Radityo, terabaikan atau tidak ditangani dengan benar.
Setidaknya, kata dr Radityo, ada beberapa sebab pasien PJB terabaikan, di antaranya adalah pasien merasa telah sembuh karena telah ditangani waktu masih anak-anak sehingga tidak konsultasi secara rutin pada masa remaja dan dewasa.
Baca Juga: Bocoran Asli Ikatan Cinta 31 Mei 2021, Mang Dadang Tinggalkan Rumah Sakit
“Ditambah lagi, kesibukan bekerja. Sehingga konsultasi dengan dokter yang kurang tepat ataupun sikap abai pasien terhadap keluhan yang dirasakan. Penurunan fungsi jantung ini terjadi secara bertahap, sehingga dengan berkonsultasi secara teratur, kerusakan ini dapat dideteksi secara dini,” ungkap dr Radit dalam keterangan resmi, Senin, 31 Mei 2021.
Seiring dengan kemajuan medis, dr Radit mengatakan saat ini beberapa jenis PJB dapat ditangani tanpa pembedahan. Intervensi kateter Zero Fluoroscopy (tanpa radiasi) merupakan teknik mutakhir penanganan PJB tanpa pembedahan.
Radiasi dapat menimbulkan efek jangka panjang baik untuk pasien maupun dokter dan tim laboratorium kateterisasi. Prosedur ini menggunakan bantuan imaging murni dari ekokardiografi, tanpa menggunakan sinar radiasi. Di Indonesia, metode tersebut dipelopori oleh pihaknya dan sekarang prosedur ini telah dapat dilakukan di Heartology.
Baca Juga: Cinta Laura: Aku Orangnya Hemat Banget
“Keuntungan Zero Fluoroscopy antara lain hari perawatan yang singkat, penggunaan anestesi dan obat-obatan lebih sedikit, bekas luka sayatan sangat kecil, serta biaya lebih efektif,” kata dr Radit. ***
