Penggunaan Dot Pengaruhi Pertumbuhan Orofacial Bayi

- 1 Juni 2021, 22:00 WIB
Seorang ibu sedang memberikan ASI kepada bayinya
Seorang ibu sedang memberikan ASI kepada bayinya /Seputar Cibubur/KlikDokter

SEPUTAR CIBUBUR - Penggunaan dot berpotensi memengaruhi pertumbuhan dan perkembangan kompleks orofacial, yaitu sekitar wajah, rahang dan mulut, pada bayi.

DR drg Eriska Riyanti, Sp. KGA (K), Dokter Gigi Anak dari Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Padjadjaran, mengungkapkan, mekanisme bayi yang menyusu langsung dari ibu dan bayi yang menggunakan dot berbeda.

Bayi yang minum susu menggunakan alat bantu sering kali terjadi risiko seperti tersedak, kembung hingga terjadinya maloklusi, yaitu gangguan pertumbuhan gigi dan rahang yang terjadi pada anak. Sebab, bentuk dot yang tidak tepat, posisi bayi menyusu, kesiapan bayi menerima aliran susu, dan intensitas mengisap dot.

Baca Juga: Lansia Perlu Atur Pola Makan

“Ada temuan fakta anak yang tidak mendapat Air Susu Ibu (ASI) atau tidak menyusu langsung dari ibunya cenderung mengalami tingkat keparahan maloklusi lebih tinggi dibandingkan anak yang mendapat ASI,” ungkap drg Eriska dalam keterangan resmi, Selasa, 1 Juni 2021.

Sebuah penelitian yang dilakukan oleh tim peneliti dari Departemen Kedokteran Gigi Anak, Fakultas Kedokteran Gigi, Universitas Padjadjaran (Unpad) pada 2020 mengungkapkan, risiko atau masalah yang kerap timbul dari penggunaan dot, baik jangka pendek maupun jangka panjang dapat dicegah dengan dot yang dikembangkan sesuai prinsip fisiologis yang mendukung ritmik isap yaitu dot orthodontic.

Dot yang didesain secara fisiologis, kata drg Eriska, akan memfasilitasi pergerakan lidah ke depan dan ke atas pada daerah permukaan datar dot. Aliran air susu tidak akan otomatis mengalir ke tenggorokan, apabila tidak terjadi gerakan mengisap karena adanya aktivitas otot-otot lidah, pipi, dan bibir. Mekanisme tersebut tidak menimbulkan bayi tersedak.

Baca Juga: Bermain Jadi Kebutuhan Utama Anak

“Dot yang didesain secara fisiologis memperlihatkan adaptasi yang baik terhadap organ-organ dan mekanisme fisiologi mengisap,” papar drg Eriska yang juga sebagai ketua peneliti.

Halaman:

Editor: Ruth Tobing


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x