Koopmans mengatakan mereka hanya melihat "sebagian kecil" dari kasus China yang genomnya diurutkan sejauh ini, yaitu sekitar 700, dan menyerukan pembentukan jaringan pengawasan global untuk melacak SARS-CoV-2.
"Saat ini, apa yang kami dapatkan sangat tidak merata, tetapi itu juga menjadi kenyataan di belahan dunia lain," kata dia.
Profesor Tulio de Oliveira, seorang ilmuwan Afrika Selatan yang juga duduk di komite WHO itu, telah mendeteksi sejumlah varian baru.
Baca Juga: China Pangkas Dua Hari Masa Karantina Kedatangan Internasional
Menurut dia, tentu saja akan baik untuk mendapatkan lebih banyak informasi dari China, tetapi ini juga berlaku secara global.
Sejauh ini, data pengurutan genom dari China yang diberikan ke hub GISAID daring menunjukkan varian yang beredar di sana merupakan cabang dari Omicron, sama dengan varian yang dominan di seluruh dunia.
Bulan lalu, Reuters melaporkan bahwa WHO belum menerima data dari China tentang angka rawat inap Covid-19 yang baru sejak Beijing mencabut kebijakan nol Covid-19.
Hal itu mendorong beberapa ahli kesehatan untuk mempertanyakan apakah mungkin ada informasi tersembunyi tentang tingkat keparahan wabah di China.