SEPUTAR CIBUBUR - Penayangan sinetron Suara Hati Istri Zahra distop sementara karena melanggar hak perlindungan anak berkaitan pemerannya seorang artis berusia 15 tahun yang menjadi istri ketiga dalam sinetron tersebut.
"Ada tuntutan dari masyarakat agar sinetron ini dihentikan. Namun KPI sendiri berkepentingan untuk menjernihkan masalah ini agar tindakan yang diambil sesuai dengan kewenangan dan juga berdasarkan regulasi yang ada," kata Nuning dalam siaran pers yang diterima pada Sabtu, 5 JUni 2021
Keputusan sementara penayangan sinetron yang menceritakan tentang kisah rumah tangga itu dilakukan usai Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) melakukan evaluasi secara menyeluruh terhadap sinetron "Suara Hati Istri: Zahra".
Baca Juga: Ramalan Zodiak Aquarius dan Pisces Hari Ini, Sabtu, 5 Juni 2021: Kesehatan, Asmara, dan Pekerjaan
Dalam pertemuan yang dihadiri oleh Wakil Ketua KPI Mulyo Hadi Purnomo, Komisioner KPI Bidang Kelembagaan Nuning Rodiyah, Komisioner KPI Pusat Koordinator Bidang Pengelolaan Struktur dan Sistem Penyiaran (PS2P) Mohammad Reza serta Direktur Program Indosiar Harsiwi Ahmad pada membahas pelanggaran prinsip perlindungan terhadap kepentingan anak dan perempuan.
KPI sendiri telah menerima aduan dari masyarakat yang disampaikan lewat berbagai saluran media sosial, atas sinetron ini. Aduan tersebut dikarenakan adanya artis yang masih berusia 15 tahun untuk peran istri ketiga.
Dalam undang-undang perlindungan anak, usia 15 masih masuk kategori anak. Keberatan publik yang disampaikan ke KPI juga terkait muatan cerita yang sarat dengan kekerasan dalam rumah tangga dan romantisme suami istri yang berlebihan sehingga, jika dikaitkan dengan pemeran utama yang masih 15 tahun, tentu berpotensi melanggar hak-hak anak.
Baca Juga: Jadwal Acara Trans TV Hari Ini Sabtu 5 Juni 2021,Penthouse S3, Sleepless Hingga Kung Fu Cult Master
Menyikapi penyampaian dari KPI, Direktur Program Indosiar Harsiwi Ahmad mengatakan berkomitmen untuk mengubah jalan cerita dari sinetron "Zahra". Harsiwi memahami mengatakterkait KDRT dan juga romantisme yang dibangun dalam cerita mengtak