Jaimen Hudson: From Sky to Sea, Kisah Penderita Disabilitas Buat Film Dokumenter

- 25 Juni 2021, 21:40 WIB
Jaimen Hudson: From Sky to Sea
Jaimen Hudson: From Sky to Sea /Adrianus Adrianto/The West Australian

SEPUTAR CIBUBUR - Festival Sinema Australia Indonesia (FSAI) 2021 menghadirkan film dokumenter inspiratif berjudul Jaimen Hudson: From Sky to Sea.

Jaimen Hudson: From Sky to Sea yang disutradarai oleh Leighton de Barros itu, menyoroti kisah perjalanan Jaimen Hudson yang mengalami disabilitas quadriplegia dalam membuat karya videografi mengenai paus dan lumba-lumba dari udara dengan menggunakan drone. Film tersebut akan tayang pada 27 Juni 2021 pukul 20.30 secara daring dan gratis.

Konsulat Jenderal Australia, Anthea Griffin mengatakan, untuk kali pertama dalam enam tahun sejarahnya, FSAI akan diadakan secara virtual. Hal ini tentu saja memberikan kesempatan kepada penikmat film Indonesia di seluruh nusantara untuk mengakses film bioskop kelas atas Australia dan Indonesia secara gratis, salah satunya adalah Jaimen Hudson: From Sky to Sea.

Baca Juga: Soto Surabaya Cak Holil 1 Alternatif Cibubur Ngangeni, Enak dan Murah, Wajib Dicoba

Jaimen Hudson: From Sky to Sea, film dokumenter inspiratif yang mengikuti perjalanan eksplorasi fotografis pria yang berasal dari Esperance, Australia, Jaimen Hudson, tentang lautan jernih Australia, dan kisahnya mengatasi berbagai tantangan untuk mengejar mimpi.

“Tidak hanya itu, film Jaimen Hudson: From Sky to Sea juga akan menampilkan banyak pemandangan menakjubkan pantai Barat Daya Australia,” ungkap Griffin dalam keterangan resmi, Jumat, 25 Juni 2021.

Di sela FSAI Masterclass, sutradara Jaimen Hudson: From Sky to Sea, Leighton De Barros mengatakan, ide pembuatan dokumenter tersebut ketika dia melihat perjalanan Jaimen sangat luar biasa, sehingga sangat layak untuk didokumentasikan dan menjadi inspirasi teman-teman disabilitas lain.

Baca Juga: Ini yang Harus Dilakukan Jika Terkonfirmasi Positif Covid-19 Saat Kasus Sedang Melonjak

“Proses pembuatan Jaimen Hudson: From Sky to Sea membutuhkan waktu selama tiga tahun untuk pengambilan gambarnya. Saat ini, film tersebut juga tayang di bioskop dan TV di Australia dan kami pun mendaftarkannya ke 6-7 festival di seluruh dunia,” jelas dia.

Halaman:

Editor: Ruth Tobing


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah