Abhimana ingat saat dia dibully sewaktu kecil seorang anak perempuan yang menolongnya. Anak perempuan itu bahkan berkorban dan harus terluka di keningnya akibat lemparan batu.
Abhimana menduga apakah anak perempuan yang menolongnya itu Kinanti? Namun Abhimana juga tak yakin, sebab, Amanda juga pernah mengaku bahwa Amanda adalah anak perempuan itu.
Abhimana yang penasaran lalu bertanya pada Kinnanti bagaimana dia bisa mendapat bekas luka itu. Kinanti lalu mengungkap masa lalunya.
Kinanti menyatakan, bahwa seaktu kecil dia pernah menolong anak laki-laki yang dibully. Bahkan Kinanti sampai terkena lemparan batu.
Setelah peritiwa itu, Kinanti lalu pindah ke kota lain mengikuti kedua orangtuanya.
Abhimana yang penasaran lalu memperlihatkan sebuah lukisan anak perempuan
Abhimana pun semakin penasaran. Ia lalu mengambil lukisan yang selama ini disimpannya. Dalam lukisan itu ada gambar anak perempuan. Abhimana juga menunjukkan ikat rambut.
Kinanti heran dengan semua benda yang ditunjuukkan Abhimana. Kinanti mengaku bahwa gambar anak kecil itu adalah dirinya. Kinanti juga mengaku bahwa ikat rambut yang disimpan Abhimana adalah miliknya.
Kinanti bertanya pada Abhimana, bagaimana dia menyimpan semua barang-barang itu.
Abhimana lalu bercerita, sewaktu kecil dia pernah dibully, sampai kemudian diselamatkan oleh seorang anak perempuan.