Renungan Malam Kristiani: Berkat Karena Ucapan

24 Agustus 2023, 18:00 WIB
Ilmuwan memberikan bukti pertama ada sensor pembau di lidah manusia. /Pixabay

SEPUTARCIBUBUR- Ayat renungan kita pada saat ini terdapat dalam II Samuel 1 ayat 16 tertulis demikian:

Dan Daud berkata kepadanya: “Kautanggung sendiri darahmu, sebab mulutmulah yang menjadi saksi menentang engkau, karena berkata: Aku telah membunuh orang yang diurapi Tuhan.”

Salah satu faktor pembawa berkat dan kedamaian dalam hidup kita adalah perkataan mulut yang baik, yang tidak menipu dan tidak memanipulasi.

Baca Juga: Baca Juga: Hujan Buatan Belum Optimal, Pemerintah Mau Semprot Air Dari Gedung Tinggi Atasi Pencemaran Udara di Jakarta

Dalam pasal ini seorang prajurit Saul yang berasal dari keturunan Amalek ingin tampil sebagai pahlawan dan sebagai orang yang berjasa di hadapan Daud.

Ia memanipulasi penyebab kematian Saul dan hendak mencari pujian dengan mengatakan bahwa ialah yang membunuh Saul karena diminta oleh Saul.

Harapannya adalah dengan menyampaikan kisah seperti itu maka Daud akan bergembira karena kematian Saul dan akan memberinya penghargaan karena telah membunuh Saul. Tapi kenyataannya berbeda 180 derajat. Ia malah dihukum mati oleh Daud karena perbuatannya itu.

Perkataan dari prajurit itu membawa malapetaka kepada dirinya sendiri. Kita lihat betapa kuat dampak dari kata-kata yang keluar dari mulut kita.

Sadarkah kita bahwa kata-kata yang keluar begitu saja dari mulut dapat melukai, menghancurkan atau merusak hubungan bahkan merugikan diri kita sendiri.

Mulut yang tidak terkendali bisa merugikan tidak hanya bagi orang lain tapi juga diri kita pribadi.

Apalagi bila perkataan mulut kita dilatari oleh motivasi ingin mencari keuntungan, pujian atau penghargaan bagi diri sendiri sehingga kita memanipulasi fakta, mengatakan kebohongan dan memutarbalikkan kebenaran.

Kalau kita kembali merenungkan kata-kata yang telah kita ucapkan, kita akan mengerti bahwa betapa sulit untuk mengubah apa yang sudah terucap dari bibir kita.

Umumnya kata-kata yang sudah keluar tidak dapat ditarik kembali meskipun kita berusaha meminta maaf atau mengkoreksi kembali pernyataan kita.

Itu sebabnya penting bagi kita untuk belajar mengendalikan mulut kita sebelum perkataan terucap.

Mengapa hal ini begitu penting? Karena kata-kata memiliki kekuatan untuk membentuk pandangan orang terhadap kita, mempengaruhi emosi mereka dan membentuk lingkungan di sekitar kita.

Ketika kita berbicara dengan kasar, menyerang atau menyebarkan fitnah, kita tidak hanya merugikan orang lain tapi juga menciptakan ketegangan dan konflik atas diri kita sendiri.

Sebaliknya kata-kata yang dipenuhi kasih, kebenaran dan bijaksana memiliki dampak baik yang membangun dan membawa kedamaian bagi semua orang dan juga diri kita pribadi.

Amsal 18 ayat 21 berkata “Hidup dan mati dikuasai lidah, siapa suka menggemakannya akan memakan buahnya.”

Belajarlah untuk berpikir sebelum berbicara, sebelum mengeluarkan kata-kata dari mulut kita. Kita perlu merenungkan apakah kata-kata tersebut akan membawa manfaat atau kerugian.

Ciptakanlah kedamaian dalam hidup kita dengan menjaga mulut agar perkataan kita baik, benar dan bijaksana sesuai dengan fakta yang ada tanpa motivasi negatif yang tersembunyi.

Sehingga hidup kita selalu dipenuhi berkat dan damai sejahtera yang dari Tuhan.***

 

Sumber: Youtube Renungan Malam

Editor: Ruth Tobing

Tags

Terkini

Terpopuler