Renungan Malam Kristiani: Mezbah di Tempat Semula

3 Maret 2024, 20:49 WIB
Ilustrasi - RHK 16 April 2023, renungan harian keluarga menyentuh hati tentang Kelahiran Baru. /PIXABAY/congerdesign

SEPUTARCIBUBUR- Ayat renungan kita pada saat ini terdapat dalam Ezra 3:3 tertulis demikian:

“Mereka mendirikan mezbah itu di tempatnya semula, sungguhpun mereka ketakutan terhadap penduduk negeri, lalu mereka mempersembahkan di atasnya korban bakaran kepada Tuhan, korban bakaran waktu pagi dan waktu petang.”

Di daerah Syracuse, Sisilia, Italia terdapat sebuah situs bersejarah yang bernama Altar Hieron. Altar atau mezbah ini dulunya dipakai sebagai tempat untuk memberikan persembahan hewan kepada dewa Zeus.

Baca Juga: Beredar Nama Nama Menteri di Kabinet Indonesia Emas Prabowo Gibran

Mezbah ini begitu besar, dimensi lebarnya adalah 20,85 meter dan panjangnya 195,8 meter.

Menurut catatan sejarah pernah dalam satu kali acara ritual persembahan 450 ekor kerbau dikorbankan di atas altar ini.

Sejak Adam dan hawa manusia sudah mempunyai kerinduan untuk mempersembahkan sesuatu kepada Tuhan di atas mezbah.

Baca Juga: Informasi Jadwal dan Kuota Mudik Gratis 2024 di Terminal Cileungsi, Simak Penjelasan Resminya

Kain mempersembahkan hasil taninya dan Habel mempersembahkan binatang ternaknya di atas sebuah mezbah yang mereka dirikan masing-masing bagi Tuhan.

Tuhan menanamkan suatu kerinduan dan hasrat dalam hati kita untuk memberikan korban persembahan baginya dan hal ini juga Tuhan tetapkan dalam aturan firmanNya.

Kita perhatikan dalam ayat di atas, ketika orang-orang Israel telah tiba di Yerusalem setelah kembali dari pembuangan, mereka mulai membangun kembali kehidupan ibadah mereka kepada Tuhan di bait suci.

Dinyatakan dalam ayat ini bahwa mereka mendirikan mezbah di tempat yang semula. Mereka tidak membangun mezbah baru di tempat lain tapi di tempat semula dimana mezbah yang lama dulu ada.

Dan sejak itu setiap hari mereka mempersembahkan korban persembahan di atas mezbah sebanyak dua kali yaitu korban pagi dan korban petang.

Mereka bersukacita melakukannya dan tidak merasa bahwa itu sebagai beban. Sebab mereka melakukannya bagi Tuhan Sang Pemberi Kehidupan.

Ada satu hal yang tertulis dalam ayat ini bahwa meskipun mereka ketakutan terhadap penduduk negeri, mereka tetap mempersembahkan korban bakaran setiap hari.

Ada tantangan yang seringkali dihadapi ketika kita mau memberi persembahan bagi Tuhan. Tantangan itu bisa dari luar atau pun dari dalam diri kita sendiri.

Mezbah di tempat semula tertulis dalam ayat ini dan secara rohani berbicara tentang kembali kepada inti atau hakikat dari penyembahan.

Tuhan mau kita kembali membangun mezbah di tempat yang semula, dimana mezbah itu tidak lain adalah di dalam hati kita dan itu diwujudkan dalam kehidupan kita setiap hari.

Hidup kita adalah persembahan bagi Tuhan dan karena itu hendaknya kita menjadikan hidup kita sebagai korban yang harum dihadapanNya setiap hari.

Roma 12:1 berkata agar kita mempersembahkan tubuh ini sebagai persembahan yang hidup, yang kudus dan yang berkenan kepada  Allah, itulah ibadah kita yang sejati.

Kita tidak perlu lagi mempersembahkan korban bakaran pagi atau petang, tidak perlu kita mempersembahkan hewan sebagai korban persembahan bagi Tuhan.

Korban-korban itu sebenarnya adalah gambaran tentang pengorbanan Kristus Yesus di atas salib.

Tuhan sendiri telah berkorban bagi kita dan sekarang tinggal bagian kita, apakah kita mau berkorban bagi Tuhan yaitu mempersembahkan hidup kita ini sepenuhnya untuk menyenangkan hati Tuhan.

Dimanapun berada biarlah hidup kita senantiasa menjadi persembahan yang harum serta berkenan bagi Tuhan. ***

 

Sumber: Youtube Renungan Malam

Editor: Ruth Tobing

Tags

Terkini

Terpopuler