Network
SEPUTARCIBUBUR- Ayat renungan kita pada saat ini terdapat dalam 2 Samuel 11 ayat 26-27 tertulis demikian:
“Ketika didengar isteri Uria, bahwa Uria, suaminya, sudah mati, maka merataplah ia karena kematian suaminya itu.
Setelah lewat waktu berkabung, maka Daud menyuruh membawa perempuan itu ke rumahnya. Perempuan itu menjadi isterinya dan melahirkan seorang anak laki-laki baginya. Tetapi hal yang telah dilakukan Daud itu adalah jahat di mata Tuhan.
Baca Juga: Jonggol Kesulitan Air Bersih, Adian Napitupulu Minta Pusat Bergerak
Sesuatu yang berjalan baik dan lancar bukan berarti dikenan oleh Tuhan. Sesuatu yang dibungkus dengan doa belum tentu berkenan di hadapan Tuhan. Apalagi bila yang didoakan adalah perbuatan dosa yang dimaksudkan untuk dilegalkan.
Seringkali terjadi perbuatan dosa berjalan dengan lancar dan kemudian dianggap bukan sebagai dosa karena dalam prosesnya tidak ada halangan dan bahkan memberikan keuntungan.
Padahal di mata Tuhan hal itu adalah jahat. Satu fenomena unik sejak dulu sampai sekarang ada banyak orang yang berbuat dosa tapi tidak merasa berdosa.
Karena apa yang ia lakukan begitu lancar tanpa hambatan dan ia menganggap itu diperkenankan oleh Tuhan.
Kita baca dalam pasal ini bagaimana Daud melakukan dosa yang serius dan membuatnya jatuh begitu dalam, menyebabkan ia melakukan dosa-dosa yang lain.
