Negara Bagian Kerala India Umumkan Lockdown Setelah Kasus Aktif Corona Harian Meningkat Tajam

29 Juli 2021, 22:28 WIB
Pemerintah negara bagian selatan Kerala umumnya penguncian wilayah /REUTERS/Sivaram

 

SEPUTAR CIBUBUR – Otoritas federal negara bagian Kerala di India selatan mengumumkan lockdown daerahnya selama dua hari dan akan mengirim para ahli untuk memerangi penyebaran virus Corona di negara bagian itu.

Kasus harian India sempat turun setelah gelombang kedua yang membuat sistem perawatan kesehatan di India hampir lumpuh, dan upaya vaksinasi semakin meningkat.

Para ahli sendiri sudah memperingatkan pihak berwenang, agar tidak segera membuka kembali kota-kota di Kerala.

Baca Juga: Kota Tokyo Pecahkan Rekor Tertinggi Kasus Covid-19 Setelah Pembukaan Olimpiade Tokyo 2020

Dikutip Seputarcibubur.com dari Reuters, Kamis, 29 Juli 2021, kasus virus Corona aktif di Kerala saat ini sekitar 154.000, menyumbang 37,1% dari total kasus aktif di India.

Angka itu menunjukkan laju penyebaran virus Corona Kerala menjadi yang tertinggi di India.

"Pembatasan ketat intensif khusus sedang diterapkan di daerah-daerah di mana tingkat tes positif tinggi," kata Departemen Manajemen Bencana negara bagian itu dalam mengumumkan lockdown.

Baca Juga: Singapura akan 'Berdamai' dengan Virus Corona, Begini Rencana Pemerintahnya

Selama empat minggu terakhir, tujuh dari 14 distrik di Kerala melaporkan tren peningkatan infeksi baru setiap hari, menurut data pemerintah yang dirilis awal pekan ini.

Pada hari Kamis ini (29 Juli 2021), pemerintah federal mengatakan telah mengirim sejumlah ahli untuk memantau daerah-daerah yang paling parah dilanda Kerala dan bekerja dengan otoritas negara bagian mengenai strategi untuk menahan wabah tersebut.

Pemerintah pusat India telah menyerahkan keputusan lockdown atau pembukaan kembali kepada otoritas negara bagian setempat.

Baca Juga: Banjir Bandang dan Tanah Longsor di India Tewaskan Sedikitnya 125 Penduduk

Hari ini, Kamis 29 Juli 2021, India melaporkan 43.509 kasus virus corona baru dalam 24 jam sebelumnya, menjadikan penghitungan keseluruhan menjadi 31,53 juta, meskipun para ahli percaya angka sebenarnya bisa jauh lebih tinggi. Angka ini tertinggi kedua setelah Amerika Serikat." ***

Editor: Erlan Kallo

Sumber: Reuters

Tags

Terkini

Terpopuler