Guru Besar UI Apresiasi Dukungan Turki pada Presidensi G20 Indonesia, Peringatan atas Aksi Boikot Amerika?

- 27 April 2022, 08:40 WIB
Guru Besar Hukum Internasional UI Hikmahanto Juwana.
Guru Besar Hukum Internasional UI Hikmahanto Juwana. /Instagram.com/@hikamhantojuwana

SEPUTAR CIBUBUR - Guru Besar Hukum Internasional Universitas Indonesia Hikmahanto Juwana mengapresiasi dukungan Pemerintah Turki terhadap langkah-langkah Indonesia sebagai Presidensi G20 Indonesia.

Hikmahanto menilai, dukungan tersebut memberikan dampak positif dan sangat penting karena didasarkan pada konsensus dan bukan menjadi keputusan sebagian negara saja.

Pernyataan dukungan Turki itu disampaikan langsung oleh Menteri Luar Negeri (Menlu) Turki Mevlüt Çavuşoğlu saat menerima kunjungan bilateral Menlu RI Retno Marsudi, di Ankara, 22 April ​2022.

Baca Juga: Diluar Perkiraan dan Banyak Rugi, Mimpi Buruk Pasukan Tank Rusia Menghadapi Ukraina

Terkait G20, kedua Menlu sepakat atas pentingnya memajukan prioritas G20 dalam mengatasi pandemi, menciptakan ketahanan kesehatan global, dan mendorong transformasi digital dan transisi energi.

Menlu Turki menengaskan kembali dukungan kuat Turki terhadap presidensi dan prioritas Indonesia di G20, sebab G20 adalah forum ekonomi untuk pemulihan global, bukan untuk mengangkat konflik politik.

Terkait isu Ukraina, Menlu Retno mengapresiasi peran Turki dalam mendorong perundingan perdamaian, dan menegaskan kembali pentingnya segera menghentikan perang dan mendorong cara-cara damai untuk mencapai resolusi atas konflik.

Baca Juga: Dampingi Presiden Tinjau Kesiapan KTT G-20 di Bali, Menteri Basuki : Kegiatan Fisik Kita Mulai Awal 2022

Dukungan Turki ini secara tidak langsung menegaskan sikap pemerintahnya atas desakkan Amerika Serikat dan Sekutunya, agar Indonesia tidak mengundang Presiden Rusia Vladimir Putin dalam pertemuan G20 di Bali.

“Dukungan ini penting. Bukan keputusan sebagian negara, bahkan Indonesia saja,” kata Hikmahanto dalam keterangan tertulis di Jakarta, Senin.

Menurutnya, baik Turki maupun Indonesia saat ini memiliki kedudukan strategis, dimana Turki menjadi ketua di MIKTA, yaitu kemitraan inovatif yang menyatukan Meksiko, Indonesia, Republik Korea (ROK), Turki, dan Australia.

Baca Juga: Rusia Gempur Donbas Besar-besaran, Zelenskyy: Ukraina Terus Perjuang Membela Diri

Sementara Indonesia juga saat ini menjabat presidensi di G20. Keduanya memiliki peran strategis dalam mengatasi tantangan-tantangan yang dihadapi dunia.

Hakmahanto mengatakan, sebagai tuan rumah, Indonesia harus melakukan berbagai upaya agar KTT G20 berjalan lancar dan memastikan seluruh negara hadir untuk tetap dapat bekerja dan berkontribusi bagi upaya dunia untuk pulih dari pandemi.

“Indonesia harus melobi Amerika Serikat dan sekutunya untuk tetap hadir dan bila mereka ingin menghukum Rusia silahkan mereka walk out. Namun tidak dengan cara memboikot atau tidak hadir,” katanya.

Hikmahanto menekankan pentingnya komunikasi yang dilakukan Indonesia agar semua negara hadir saat KTT nanti.

Baca Juga: KTT G20 Jadi Ajang Adu Kuat Rusia-AS, Kemlu Beri Pernyataan Tegas

“Menurut saya Indonesia harus melobi negara-negara yang berencana akan memboikot. Sampaikan bahwa G20 harus bisa membuat terobosan sehingga ekonomi dunia akan tumbuh. Dengan memboikot maka mereka akan bertanggung jawab atas kemerosotan ekonomi dunia,” ujarnya.

Hikmahanto menilai dukungan yang diberikan Turki dapat memberikan imbas positif yang signifikan dalam Presidensi G20 Indonesia dan menjaga prioritas G20.

 “Ya, dukungan Turki memberi imbas positif. Bila perlu Menlu bertemu langsung dengan para Menlu G20 untuk mendapatkan dukungan seperti dari Turki,” katanya. ***

Editor: Erlan Kallo


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah