Baca Juga: Perkampungan Ilegal Indonesia di Malaysia Digerebek, 67 WNI Ditahan
Direktur CIA William Burns juga mempertimbangkan tentang China dalam sebuah wawancara yang disiarkan pada hari Minggu, mengatakan badan intelijen AS "yakin bahwa kepemimpinan China sedang mempertimbangkan penyediaan peralatan mematikan".
"Kami juga belum melihat bahwa keputusan akhir telah dibuat, dan kami tidak melihat bukti pengiriman peralatan mematikan yang sebenarnya," kata Burns dalam program "Face the Nation" di CBS.
Perwakilan Republik Michael McCaul, ketua Komite Urusan Luar Negeri DPR AS, mengutip laporan bahwa drone termasuk di antara senjata yang sedang dipertimbangkan China untuk dikirim ke Rusia.
McCaul mengatakan pemimpin China Xi Jinping sedang bersiap untuk mengunjungi Moskow minggu depan untuk bertemu dengan Presiden Rusia Vladimir Putin.
Baca Juga: Dubes Nana Prioritaskan 4P dan Ajak JMSI Ikut Perkuat Hubungan Indonesia-Kuba
Putin menyebut perang Ukraina, yang dia sebut sebagai "operasi militer khusus", sebagai konfrontasi dengan Barat yang mengancam kelangsungan hidup Rusia dan rakyat Rusia. "Mereka memiliki satu tujuan: membubarkan bekas Uni Soviet dan bagian fundamentalnya - Federasi Rusia," kata Putin kepada televisi negara Rossiya 1 dalam sebuah wawancara yang direkam pada Rabu tetapi dirilis pada Minggu.
NATO dan Barat menolak narasi ini, dengan mengatakan tujuan mereka dalam menyediakan senjata dan bantuan lain ke Kyiv adalah untuk membantu Ukraina mempertahankan diri dari serangan yang tidak beralasan.
Baca Juga: Update Gempa Turki dan Suriah, Sebanyak 12.000 Orang Korban Meninggal Dunia
Meski begitu, pernyataan Putin tentang perang sebagai ancaman terhadap keberadaan Rusia memungkinkan kepala Kremlin kebebasan yang lebih besar dalam jenis senjata yang suatu hari nanti bisa digunakan, termasuk kemungkinan senjata nuklir.