Industri sawit punya banyak sertifikasi mulai yang bersifat mandatory nasional seperti Indonesian Sustainable Palm Oil (ISPO) dan Malaysian Sustainable Palm Oil (MSPO) dan berbasis voluntary yaitu Roundtable on Sustainable Palm Oil (RSPO).
Selain itu ada sertifikasi lain yakni global yakni Roundtable on Sustainable Biomaterials (RSB), Agriculture Sustainable Standard (SAN), International Sustainability and Carbon Certification (ISCC), dan High Carbon Stock (HCS) Approach.
Baca Juga: Kemendag Jamin Stok Beras Nasional Aman
Untuk mencapai produksi sawit berkelanjutan guna mencapai ketahanan pangan dan enerji, Sekjen CPOPC percaya, solusi yang dibutuhkan adalah semangat bekerja sama antara negara produsen dan konsumen.
CPOPC menjalankan peran ini dalam kaitan memenuhi persyaratan European Union Deforestation Regulation (EUDR) dengan menfasilitasi kolaborasi antara pemerintah Indonesia dan Malaysia dengan Uni Eropa melalui Ad Hoc Joint Task Force (JTF).
Platform Ad Hoc JTF dibentuk untuk mendiskusikan tantangan implementasi EUDR dengan berjejak pada pemahaman bersama akan isu keberlanjutan, dan memastikan bahwa produk-produk komoditas yang termasuk dalam EUDR akan dan telah memenuhi persyaratan bukan dari pembabatan hutan.
Sekretariat CPOPC setuju bahwa praktik deforestasi harus dihapuskan.
Namun demikian, untuk mencapai hal tersebut dibutuhkan kemitraan yang kuat dan solid, bukan yang hanya menyalahkan salah satu pihak saja.
Baca Juga: Dapat Nilai A, Tetra Pak Masuk Jajaran Pemimpin CDP
Untuk itu, dia mengingatkan agar klaim Gates yang menyebut sawit sebagai bentuk kriminal terburuk dari perubahan iklim harus dan perlu dikoreksi.