Sandiaga Uno menyampaikan bahwa sepatu biosneakers merupakan ide yang cemerlang karena menggabungkan produk ekonomi kreatif dengan tren keberlanjutan lingkungan. “Jadi konsep alas kaki dengan bahan baku alami berkelanjutan. Istilahnya sepatu ini kalau kita tanam di dalam tanah sekitar satu tahun mungkin sudah bisa terurai,” terangnya.
Baca Juga: Wadaw, Cek Saldo dan Tarik Tunai di ATM Bank Mandiri, BRI, BTN dan BNI Kini Kena Biaya
Kepala Balitbangtan Fadjry Djufry menjelaskan bahwa kehadiran sepatu biosneakers ini merupakan salah satu kontribusi Badan Litbang Pertanian dalam pemanfaatan limbah dari produksi pertanian.
“Salah satu limbah yang dimanfaatkan adalah jerami dan sekam.” ujarnya.
Fadjry menambahkan bahwa produk biosneakers ini merupakan salah satu lompatan inovasi yang sarat manfaat. Di dalamnya terdapat pemanfaatan limbah pertanian, peningkatan nilai tambah, daya saing, substitusi impor, dan tentunya pelestarian lingkungan. Dengan demikian, dari padi bukan hanya beras hasilnya.
Baca Juga: Zodiak Cancer di Bulan Mei, Hati-hati Sakit!
Sementara, Kepala Balai Besar Litbang Pascapanen Pertanian (BB Pascapanen) Balitbangtan, Prayudi Syamsuri menjelaskan bahwa BB Pascapanen saat ini telah mengembangkan teknologi sol-gel energi rendah skala semi pilot untuk memproduksi silika dari sekam padi dengan ukuran partikel skala nanometer (20-200mm) yang dinamakan nanobiosilika.
“Salah satu produk biosilika dimanfaatkan sebagai filler penguat pada karet (sol sepatu) yang nantinya dapat cepat terurai,” jelas Prayudi.
Wakil Ketua Umum Kadin Indonesia bidang Perindustrian, Johnny Darmawan mengatakan peluncuran sepatu biosneakers karya anak bangsa ini diharapkan dapat menjadi pemicu bangkitnya industri kecil menengah (IKM) berbasis riset dan pengembangan.