Jelang Pemilu 2024 Menag Yaqut Cholil Qoumas Tegaskan Harus Jaga Fungsi Masjid dari Politisasi & Intoleransi

5 Mei 2023, 10:01 WIB
Menteri Agama, Yaqut Cholil Qoumas; Jelang Pemilu 2024 Menag Yaqut Cholil Qoumas Tegaskan Harus Jaga Fungsi Masjid dari Politisasi & Intoleransi /Jurnal Soreang /Dok. Kemenag

SEPUTAR CIBUBUR - Jelang Pemilu 2024, Menteri Agama (Menag) Yaqut Cholil Qoumas dengan tegas meminta agar penjagaan masjid berlaku sesuai fungsi yang dilakukan dalam masa Nabi Muhammad SAW.

Ketegasan Menag Yaqut Cholil Qoumas tersebut tak lain agar segala jenis pembahasan politik rendahan tidak boleh terjadi di dalam rumah ibadah umat Islam jelang Pemilu 2024 yang sudah didepan mata.

Menag Yaqut juga meminta agar Direktur Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam (Dirjen Bimas Islam) Dr. Kamaruddin Amin untuk memperhatikan khutbah yang beredar di dalam masjid-masjid Indonesia.

Baca Juga: Selebgram Ajudan Pribadi yang Terlibat Kasus Penipuan dan Penggelapan Mobil Berakhir Restorative Justice

Atensi Menag Yaqut Cholil Qoumas dalam hal ini agar Dirjen Bimas Islam dapat memberikan pelatihan terhadap khatib-khatib yang memberikan khutbah.

"Saya minta Pak Dirjen Bimas Islam untuk menata lagi khutbah-khutbah yang disampaikan di masjid-masjid. Khatib-khatib itu agar diberikan pelatihan dan penguatan moderasi beragama," ujar Menag Yaqut Cholil Qoumas dalam pernyataannya di Jakarta.

Baca Juga: Penelusuran Kemendag Soal Temuan Indomie Mengandung Zat Pemicu Kanker di Taiwan dan Malaysia, Distributor tak

Lebih lanjut, Menag Yaqut memaparkan kisah penggunaan masjid selama masa kehidupan Nabi Muhammad SAW, saat ruang-ruang diskusi hanya seputar kesejahteraan masyarakat.

"Nabi Muhammad pernah menerima 60 orang non-Muslim untuk berdiskusi di masjid, dan ketika di masjid itu yang dibahas politik tingkat tinggi, bagaimana menyejahterakan dan mendidik masyarakat di sekitar masjid," ujarnya.

Bahkan, pendirian menara masjid dalam zaman Nabi Muhammad SAW hanya bertujuan untuk memantau rumah-rumah sekitar yang mengeluarkan asap atau tidak. Hal ini terkait dengan keterisian makanan yang disimpan masing-masing rumah.

Baca Juga: Kadin Jajaki Peluang Pengembangan Energi Terbarukan dengan Myanmar, Dukung Net Zero Emission 2060

"Asap dapur penanda adanya kegiatan masak memasak dalam rumah (indikator ekonomi)," ujarnya lagi.

Adapun kisah penggunaan masjid untuk umat yang diungkapkan Menag Yaqut adalah pendirian Masjid Quba dalam masa kehidupan Nabi Muhammad SAW.

Berkaca dari kisah itu, Menag Yaqut menegaskan perihal masjid sebagai tempat yang seharusnya membawa manfaat bagi umat manusia.

Baca Juga: Praktik WNA Jadi Tour Guide Ilegal di Bali Dibongkar, Triknya Sungguh Culas

"Jadi, masjid bukan tempat untuk konsolidasi politik rendahan," ujar Yaqut.

"Masjid harus benar-benar membawa manfaat, bukan hanya untuk umat Muslim saja, tetapi juga membawa manfaat untuk masyarakat," katanya lagi.

Selain itu, Menag Yaqut juga menyampaikan pesan pada para pengurus baru Badan Kesejahteraan Masjid (BKM) yang harus menjaga fungsi masjid dari politisasi dan intoleransi, termasuk jelang Pemilu 2024.

"BKM ini pastinya melakukan semua fungsi sosial, termasuk fungsi perlindungan, taklim, dan ekonomi. semua pasti dilakukan," ujarnya.***

Editor: Danny tarigan

Tags

Terkini

Terpopuler