Duet Anies - Muhaimin Diyakini Tak Gerus Suara Ganjar di Kalangan Pemilih NU

2 September 2023, 12:16 WIB
Poster Anies Baswedan dan Muhaimin Iskandar beredar di media sosial /Instagram/@hanungbramantyo/

SEPUTAR CIBUBUR - Duet Anies Baswedan dan Muhaimin Iskandar sebagai bakal calon presiden dan wakil presiden yang diusung Koalisi Perubahan untuk Persatu minus Partai Demokrat makin terang benderang.

Bahkan rencananya, hari ini, Sabtu, 2 September 2023, pasangan yang baru jadian itu akan mendeklarasikan sebagai pasangan calon untuk maju di pilpres 2024.

Mengapa Anies dan Partai NasDem rela "membuang" Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) dan memilih Cak Imin, menurut beberapa kalangan, untuk mengimbangi suara Ganjar Pranowo di Jawa Timur dan Jawa Tengah, maka Anies membutuhkan sosok cawapres dari kalangan Nahdatul Ulama (NU).

Baca Juga: Patah Hati Dihiyanati, Partai Demokrat Cabut Dukungan Anies Baswedan Sebagai Capres

Sementara beberapa tokoh NU yang sempat dilamar oleh Anies seperti Gubernur Jawa Timur Khofifah Indra Parawangsa dan putri sulung Gus Dur Yenny Wahid sudah menyatakan menolak. Sehingga satu-satunya orang NU sekaligus Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) yang mau berkoalisi asal dijadikan Cawapres adalah Muhaimin jadi pilihan terakhir. 

PKB sendiri optimis duet Anies - Muhaimin bisa menjaring suara pemilih asal NU di Jawa Timur lebih banyak. Namun asumsi itu dipatahkan oleh Sekretaris Umum (Sekum) Baitul Muslimin Indonesia (Bamusi) Nasyirul Falah Amru atau Gus Falah.

Gus Falah meyakini bahwa suara warga nahdiyin tidak otomatis mendukung duet Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar.

Baca Juga: Makin Jelas, Jazilul Fawaid: PKB Sambut Baik Tawaran Nasdem Cawapreskan Cak Imin

“Suara NU di PKB berapa sih, hanya 10 persen. Jumlah itu tidak akan berpengaruh sama sekali apalagi capresnya Anies Baswedan, warga NU pasti mikir,” kata Gus Falah di Jakarta, Sabtu, 2 September 2023.

Gus Falah menilai warga NU cerdas dalam menentukan pilihan politik sehingga tidak memilih hanya pada satu partai politik. Bahkan Gus Falah tegaskan, PBNU tidak pernah menginstruksikan para nahdiyin untuk memilih salah satu parpol, misalnya PKB.

Ketua Tanfidziyah Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) itu menegaskan bahwa PBNU memberikan kebebasan kepada nahdiyin untuk menentukan pilihan politiknya sesuai hati nurani dan pilihan terbaik untuk bangsa serta negara.

Baca Juga: Lima Nama Cawapres Anies Baswedan Rekomendasi Dari Nahdlatul Ulama (NU)

Gus Falah meyakini bahwa koalisi Anies-Muhaimin tidak akan menggerus suara Ganjar di basis suara NU. Ganjar menurut dia, sebagai warga NU dan Nyai Siti Atikoh (istri Ganjar) yang merupakan putri ulama NU, pasti menggunakan strategi warga NU untuk menggaet suara nahdiyin.

“Segala hal terkait rutinan acara warga NU pasti Pak Ganjar akan sowan datang. Misalnya muktamar sufi di tempatnya abah Luthfi di Pekalongan, beliau hadir. Strategi orang NU yang dilakukan yaitu silaturahmi, sowan, dan manut dawuh kiai,” ujar Gus Falah.

Berdasarkan jadwal yang telah ditetapkan oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU) RI, pendaftaran bakal calon presiden dan wakil presiden dijadwalkan dimulai pada 19 Oktober sampai dengan 25 November 2023.

Baca Juga: Ini Pesan Penting Buat Para Pemain Judi Online Sebelum Rungkad

Sebelumnya, PKB memutuskan menerima tawaran kerja sama politik yang diajukan Partai NasDem untuk menduetkan Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar sebagai bakal calon presiden dan bakal calon wakil presiden di Pilpres 2024.

Keputusan tersebut ditetapkan usai rampungnya Rapat Pleno Gabungan DPP PKB yang digelar di Kantor Dewan Pimpinan Wilayah PKB Jawa Timur, Jalan Menanggal, Surabaya, Jumat, 1 September 2023.

"Menerima dengan baik tawaran Partai NasDem memasangkan bakal calon presiden dan bakal calon wakil presiden, Anies-Muhaimin," kata Sekretaris Jendral (Sekjen) Dewan Pimpinan Pusat PKB Muhammad Hasannudin Wahid di Kantor Dewan Pimpinan Wilayah PKB Jawa Timur. ***

 

Editor: Erlan Kallo

Tags

Terkini

Terpopuler