Menteri Basuki : Kementerian PUPR Harus Fathanah Dalam Mitigasi dan Adaptasi Perubahan Iklim

- 29 Oktober 2021, 17:06 WIB
lingkungan dan iklim
lingkungan dan iklim /Kamsari/Dok. Biro Komunikasi Publik Kementerian PUPR

 

SEPUTAR CIBUBUR  - Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) dalam membangun infrastruktur tidak hanya bertujuan untuk mendukung pertumbuhan ekonomi namun juga terus berupaya memperhatikan kelestarian lingkungan dan berkelanjutan. Pengembangan infrastruktur ramah lingkungan dan berkelanjutan salah satunya dilakukan melalui upaya pengurangan emisi karbon dan berketahanan terhadap perubahan iklim.

Menteri PUPR Basuki Hadimuljono mengatakan sejalan dengan komitmen Indonesia dalam menghadapi isu lingkungan, Kementerian PUPR terus ikut berkontribusi dalam pengurangan emisi karbon melalui berbagai pembangunan infrastruktur, misalnya, pembangunan gedung hijau, pasar tradisional serta rumah susun (rusun) hemat energi, kebun raya dan ruang terbuka hijau, serta pembangunan TPA sampah dengan teknologi sanitary landfill dan incinerator.

Baca Juga: Kinerja Membaik, Bank DKI Perkuat Fundamental Bisnis

“Saya mengajak rekan-rekan di PUPR untuk mengevaluasi desain kriteria/parameter untuk seluruh bangunan ke-PU-an untuk disesuaikan dengan ancaman perubahan iklim yang terjadi. Kami juga menyiapkan kota ramah air agar tangguh terhadap ancaman banjir, baik dengan memperbesar kapasitas sungai, pengerukan, pelebaran maupun pembuatan tanggul. Contoh, Sudetan Cisangkuy dan Terowongan Nanjung di hulu Sungai Citarum,” kata Menteri Basuki saat acara Puncak Hari Habitat Dunia (HHD) dan Hari Kota Dunia 2021 di Auditorium Kementerian PUPR, Rabu (27 Oktober 2021).

Menteri Basuki berpesan agar peringatan tahunan hari-hari nasional dan dunia, khususnya yang terkait bidang PUPR  jangan hanya menjadi seremonial saja, namun harus dipakai menjadi environmentally-based infrastructure development atau sebagai perangkat penyelenggaraan infrastruktur ramah lingkungan.

“Dengan HHD ini saya minta semua Insan PUPR untuk konsisten menerapkan prinsip-prinsip dasar dari tema HHD, sehingga nantinya Indonesia siap untuk melakukan mitigasi dan adaptasi dengan perubahan iklim. Saya ingin Kementerian PUPR menjadi Kementerian yang fathanah bukan hanya sidiq, amanah, tabligh. Fathanah artinya leading by example, atau menjadi contoh baik bagi publik untuk mitigasi dan adaptasi dengan perubahan iklim,” pesan Menteri Basuki.

Salah satu faktor utama penyebab perubahan iklim adalah tingginya pertumbuhan penduduk di kawasan perkotaan. Berdasarkan proyeksi Badan Pusat Statistik (BPS), penduduk Indonesia pada tahun 2025 akan mencapai 285 juta jiwa dimana 60% nya tinggal di kota-kota pesisir seperti Jakarta, Surabaya, Semarang, Bali, Makasar, Batam, dan Medan.

Untuk itu dibutuhkan komitmen dalam pengurangan emisi karbon dari sektor bangunan, transportasi, energi, dan persampahan. Salah satu caranya yaitu dengan menerapkan konsep ekonomi sirkular pada sektor pengelolaan persampahan perkotaan dengan meminimalisasi produksi limbah. Caranya dengan memulihkan dan menggunakan kembali sebanyak mungkin produk dan bahan yang telah dipakai (bekas) secara sistemik dan berulang-ulang.

Halaman:

Editor: Kamsari


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah