SEPUTAR CIBUBUR- Menteri Keuangan Sri Mulyani mengatakan kondisi geopolitik yang terjadi di Benua Eropa tersebut turut memberikan dampak pada harga komoditas di Indonesia, seperti pada harga CPO (crude palm oil) hingga batu bara yang melesat.
Menurutnya, perang Rusia vs Ukraina yang sudah berlangsung hampir satu tahun berdampak pada harga komoditas ekspor unggulan Indonesia yang ikut bergejolak.
“Yang perang ada di Eropa, CPO kita naik dari US$700 per ton menjadi US$1700 per ton, harga minyak goreng kita naik ke atas Rp20.000 per liter, terjadi guncangan di Indonesia,” ujarnya dalam CEO Bankir Forum, Senin 9 Januari 2023.
Baca Juga: Capres PDIP 2024, Puan, Ganjar Atau Megawati ?
Menurut Sri Mulyani, kenaikan tersebut terjadi akibat disrupsi pasokan komoditas. Pasalnya, Rusia dan Ukraina, yang merupakan pemasok pupuk dan minyak biiji bunga matahari (sunflower) menahan stoknya.
Bukan hanya CPO, Sri Mulyani menyebutkan bahwa harga batu bara ikut terkerek naik hampir empat kali lipat, menjadi US$400 per ton.
“Harga minyak melonjak ke 126 Dolar ASper barrel, tadinya 60 Doklar AS per barrel,” kata Menkeu.
Baca Juga: BMKG Pastikan Gempa MalukuTak Berpotensi Tsunami
Hanya saja, lanjut Sri Mulyani, di tahun 2023 APBN sebagian penerimaan negara bersumber dari harga komoditas, namun tidak selamanya harga-harga tersebut setinggi seperti pada 2022.