Sidang UNFF18, Ini Tiga Kontribusi Indonesia Wujudkan Rencana Strategis PBB untuk Pengelolaan Hutan Lestari

- 9 Mei 2023, 11:34 WIB
Ketua Delegasi Indonesia, Dirjen Pengelolaan Hutan Lestari KLHK Agus Justianto menyampaikan intervensi tentang kontribusi Indonesia dalam mewujudkan Rencana Strategis PBB untuk Kehutanan 2017-2030 pada hari pertama sidang UNFF18 di Kantor Pusat PBB, New York
Ketua Delegasi Indonesia, Dirjen Pengelolaan Hutan Lestari KLHK Agus Justianto menyampaikan intervensi tentang kontribusi Indonesia dalam mewujudkan Rencana Strategis PBB untuk Kehutanan 2017-2030 pada hari pertama sidang UNFF18 di Kantor Pusat PBB, New York /KLHK/

SEPUTAR CIBUBUR - Pelaksanaan agenda Indonesia’s FOLU Net Sink 2030, implementasi multi usaha kehutanan, dan pelibatan aktif masyarakat dalam pengelolaan hutan melalui program Perhutanan Sosial menjadi tiga kontribusi Indonesia untuk mewujudkan Rencana Strategis PBB untuk Kehutanan 2017-2030.

Demikian dipaparkan oleh Delegasi Indonesia yang dipimpin oleh oleh Direktur Jenderal Pengelolaan Hutan Lestari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) Agus Justianto pada hari pertama sidang 18th session of the United Nations Forum on Forests (UNFF18) di Kantor Pusat Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), New York, Amerika Serikat, Senin 8 Mei 2023.

“Sebagai rumah bagi hutan hujan terluas ketiga di dunia, Indonesia sangat mementingkan pemanfaatan hutan secara lestari,” kata Agus.

Rencana Strategis PBB untuk Kehutanan (United Nation Strategic Plan for Forests/UNSPF)  menargetkan enam tujuan kehutanan global dan 26 target terkait yang ingin dicapai pada tahun 2030 secara sukarela dan universal untuk menyokong kehidupan manusia. Target tersebut termasuk meningkatkan luas hutan 3% di seluruh dunia yang setara dengan 120 juta hektare.

Agus menjelaskan agenda Indonesia’s Forestry and Other Land Use (FOLU) Net Sink 2030 merupakan inisiasi Indonesia yang sejalan dengan Perjanjian Paris. Melalui agenda ini, sektor Kehutanan dan Penggunaan Lahan lainnya (FOLU) dirancang akan mencapai tingkat serapan karbon yang lebih tinggi dibandingkan emisinya dan dapat berkontribusi sekitar 60% dari total target penurunan emisi gas rumah kaca Indonesia pada tahun 2030.

Baca Juga: Restorasi Ekosistem Riau (RER) Catat Kemajuan Perbaiki Hutan Rawa Gambut, Simak Laporan Terbarunya

Agenda FOLU Net Sink 2030 menekankan upaya penguatan tata kelola hutan untuk mengakselerasi berbagai aksi mitigasi pengendalian perubahan iklim di sektor kehutanan, termasuk memperkuat penghentian izin baru di hutan primer dan lahan gambut, mengendalikan deforestasi dan degradasi hutan, melaksanakan restorasi ekosistem, dan menjalankan pengelolaan hutan lestari.

Selanjutnya Indonesia juga telah mengimplementasikan skema multi usaha kehutanan. Melalui skema ini, pemanfaatan hutan tidak lagi terfokus hanya pada pemanfaatan hasil hutan kayu dan mengoptimalkan potensi hasil hutan bukan kayu, ekowisata, dan jasa lingkungan.

Multi usaha kehutanan diharapkan dapat meningkatkan nilai ekonomi hutan, melalui berbagai upaya menjaga kelestarian hutan, serta meningkatkan keberadilan akses bagi masyarakat untuk pemanfaatan sumber daya hutan.

Halaman:

Editor: sugiharto basith budiman


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x