SEPUTAR CIBUBUR – Sebagai wujud dukungan terhadap pembangunan Ibu Kota Nusantara (IKN) di Kalimantan Timur, Umat Katolik Keuskupan Agung Samarinda terutama yang berasal dari warga paroki-paroki Kevikepan Pantai menyatakan siap “berdandan“ untuk menyambut warga baru. Meski demikian mereka juga mengantisipasi dampak negatif akibat dari pembangunan IKN termasuk dampak dari migrasi penduduk dan juga munculnya lokalisasi.
Hal ini mengemuka dalam seminar kebangsaan dengan thema Keterlibatan Gereja Katolik dalam IKN Terkait Pembangunan Karakter Bangsa yang diadakan di Aula Gereja Paroki St Petrus dan Paulus, Dahor, Balikpapan, Sabtu, Agustus 2023.
Seminar kebangsaan tersebut menghadirkan Tenaga Profesional (Taprof) Bidang Ideologi dari Lemhannas RI, AM Putut Prabantoro, sebagai pembicara tunggal.
Tampak hadir pula dalam acara tersebut, Rm Priyantoro OMI, Rm Soleman OMI, Rm Thomas Thoang Pr (Grogot), Rm Yonas (Longikis), Rm Tharsi MSF (Prapatan), Rm. Indro (Mangkupalas), Rm Klaudius Pr (Ketua Komisi Kerawam Keuskupan Agung Samarinda) serta beberapa suster yang berasal dari Kongregasi Suster-Suster Amalkasih Darah Mulia (ADM), Fransiskanes St Elisabeth (FSE), dan Carolus Boromeus (CB).
Baca Juga: Presiden Jokowi Ingin Peringatan HUT RI 2024 Dilaksanakan di IKN
Dalam penjelasannya, AM Putut Prabantoro menegaskan bahwa pembangunan IKN merupakan keputusan pemerintah melalui UU No 3 Tahun 2022 tentang Ibu Kota Negara dan disahkan Presiden Joko Widodo pada 15 Februari 2022. Pembangunan IKN bertujuan mewujudkan Simbol Identitas Nasional, Sebagai Kota Berkelanjutan dan sekaligus Penggerak Ekonomi Indonesia di Masa Depan. Oleh karena itu, warga Katolik di Keuskupan Agung Samarinda harus melihat IKN sebagai masa depan generasi muda saat ini yang akan menjadi para pemimpin negara pada tahun 2045.
Namun untuk menjadi pemimpin di masa depan, para orang tua harus menyadari, dibutuhkan anak-anak SMA dan mahasiswa yang cerdas sekaligus berkarakter. Pemimpin IKN di masa datang ditentukan dan dipengaruhi oleh berbagai perubahan jaman yang tanda-tandanya sudah dapat dilihat saat sekarang. Para generasi muda harus dibukakan wawasan terhadap tanda-tanda perubahan jaman itu. Masa depan ideologi negara yakni Pancasila akan ditentukan oleh para pemimpin masa depan ini. Dan, para pemimpin masa depan harus meyakini bahwa Pancasila akan menjadi senjata untuk menghadapi berbagai ancaman yang sudah bisa terbaca saat sekarang.