“Wilayah teritorial menjadi penting untuk politik di Indonesia saat ini. Aspek simbolik digunakan ketika berbicara mengenai baliho politik, dengan makna bahwa wilayah ini adalah wilayah dari seorang kandidat tertentu dan hal ini sepertinya tidak akan hilang,” kata Arga.
Arga berpendapat saat ini politik bergerak di ruang yang cair dan telah mengalami banyak pergeseran tren sejak Pemilu 2004. “Melalui media sosial, politik bergerak di aspek bahasa dan visual. Ketika seorang calon pemimpin menggunakan akun pribadinya dalam menyuarakan visi, misi, atau program-program yang ia janjikan, tanpa disadari mereka telah melakukan media kampanye,” ujar Arga.
Sementara itu survei Praxis menunjukkan sumber informasi politik yang paling banyak digunakan oleh mahasiswa adalah media massa daring (66,43%), Instagram (50,63%), dan Televisi (47,15%). Hal ini menunjukkan bahwa mahasiswa masih mengacu pada sumber pemberitaan yang kredibel dalam mencari informasi. Meski demikian, media sosial juga masih digunakan sebagai ruang kontestasi politik dan sumber informasi.
Baca Juga: TMII Larang Konser Musik Bermuatan Kampanye
Praxis sebagai agensi public relations (PR) dan public affairs (PA) kembali menggelar survei independen ketiga untuk berkontribusi membangun ekosistem demokrasi yang sehat. Survei kali ini mengusung tema, “Aspirasi dan Preferensi Mahasiswa pada Pemilu 2024” sebagai kelanjutan dari riset yang dilaksanakan pada April dan Agustus 2023 lalu. (Lucius GK)