Pascalaga Dewa Kipas Vs Irene, Demam Catur Landa Nusantara

- 12 Mei 2021, 17:14 WIB
 Ilustrasi Catur
Ilustrasi Catur /Rizqi A/PIXABAY/PIRO4D
 
SEPUTAR CIBUBUR - Pascalaga Grand Master Putri (WGM)/Master Internasional (IM) Irene Kharisma Sukandar melawan pecatur daring ”Dewa Kipas” alias Dadang Subur, beberapa waktu lalu, catur kini menjadi olah raga favorit berbagai kalangan.

Saat ini, banyak warga yang tiba-tiba gemar bermain catur secara luring dan daring. Apalagi, olah raga yang dianggap pas untuk dimainkan dalam kondisi pandemi seperti saat ini.

Kabarnya, papan catur laku keras di layanan penjualan daring, begitu juga aplikasi catur Chess.com melesat menjadi layanan gim daring paling banyak diunduh di Play Store.
 
 
Hampir semua ahli sejarah di dunia yang menyelidiki asal usul catur sependapat bahwa catur berasal dari India. Dari sana catur menyebar ke barat dan ke timur.
 
Dalam perjalanannya, catur mengalami beberapa kali perubahan peraturan permainan, sampai yang terakhir kali terjadi pada abad ke-16 (jaman Ruy Lopez) sehingga permainan catur mencapai bentuknya yang seperti sekarang.

Di jaman penjajahan Belanda di Indonesia, kebanyakan hanya orang-orang Belanda yang senang bermain catur. Pada akhir abad ke-19 bermunculan klub-klub catur di Surabaya, Magelang, Yogyakarta dan Bandung.
 
Sampai pada tahun 1915 di Yogyakarta berdiri Nederlandsch Indische Schaakbond (NISB) atau Perkumpulan Catur Belanda Indonesia yang merupakan perkumpulan catur pertama di Indonesia dan juga merupakan cikal-bakal PERCASI, namun masih sangat sedikit orang  Indonesia yang memainkan apalagi menggemari catur.
 
Pada tahun 2000 catur diakui sebagai salah satu “cabang olahraga resmi” dunia (bukan lagi sekedar “permainan”) oleh Komite Olimpiade Internasional atau International Olympic Committee (IOC).
 
Olimpiade khusus Catur diselenggarakan setiap dua tahun sekali - bukan seperti Olimpiade multi cabang olahraga lainnya yang diselenggarakan empat tahun sekali - dikarenakan kerumitan, keunikan dan dinamika permainan catur yang berkembang pesat seiring perkembangan teknologi komputer dunia.
 
 
Sejak berdirinya, PERCASI telah melahirkan tujuh Grandmaster, yaitu: GM Eddy Handoko (alm), GM Ruben Gunawan (alm), GM Herman Suradiradja (alm), GM Utut Adianto, GM Ardiansyah (alm), GM Cerdas Barus, GM Susanto Megaranto.
 
Selain itu ada dua Grandmaster Wanita atau Woman Grandmaster (WGM) yaitu WGM Irine Kharisma Sukandar (yang telah meningkat gelarnya menjadi Internasional Master Pria - IM - di tahun 2014) dan WGM Medina Warda Aulia.
 
Saat ini PERCASI berada di 34 provinsi dan hampir di seluruh kabupaten dan kota di Indonesia. Sejak 2010 sampai dengan 2017, PB PERCASI dibawah kepemimpinan Hashim S. Djojohadikusumo.
 
Dan pada MUNAS PERCASI XXVIII Tahun 2017 di Cipayung Bogor, secara aklamasi terpilih Grandmaster Utut Adianto sebagai Ketua Umum PB PERCASI Masa Bakti 2017-2021.***

Editor: Danny tarigan

Sumber: Berbagai Sumber


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah