Saat Singgah ke Grand Mercure Yogyakarta Adisucipto, Anda Menemui Hal Ini

- 23 Juni 2021, 13:00 WIB
Grand Mercure Yogyakarta Adisucipto
Grand Mercure Yogyakarta Adisucipto /dok grand mercure yogyakarta adisucipto

 

SEPUTAR CIBUBUR – Kota Yogyakarta memang memikat. Ibu kota Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta itu menyimpan banyak sejarah sekaligus wisata budaya yang mempesona. Di tengah pandemi Covid-19 saat ini, banyak wisatawan yang rindu menjelajah wisata budaya Yogyakarta.

Keraton dengan alun-alunnya merupakan salah satu wisata budaya Yogyakarta yang membuat rasa kangen wisatawan.

Saat pandemi Covid-19 berakhir, diharapkan banyak turis yang akan datang untuk menikmati wisata budaya Yogyakarta. Para pebisnis hotel yang kini terpukul, diharapkan kembali bergairah.

Baca Juga: PUPR segera Selesaikan Rusun ASN Serayu Opak Yogyakarta

Dari banyak hotel atau penginapan di Kota Yogyakarta, salah satu yang patut disinggahi adalah Grand Mercure Yogyakarta Adisucipto. Hotel yang terletak di pusat kota ini menghadirkan budaya Jawa dengan balutan moderen.

Pandangan mata para tamu yang menginap akan dimanjakan dengan desain eksterior dan interior megah yang terinspirasi dari kemegahan Candi Borobudur. Pada gerbang bagian depan hotel, kita akan melihat gapura susunan batu candi dan stupa Candi Borobudur, juga air mancur di depan lobi dengan ukiran relief apsara, salah satu dewi yang juga ada di Candi Borobudur. “Etalase kaca yang didalamnya terdapat patung dengan pakaian Rama Sinta gaya Surakarta yang ada di depan lobi, tambah mengentalkan nuansa balutan Jawa di hotel ini,” tulis manajemen Grand Mercure Yogyakarta Adicutipto, dalam keterangan tertulis yang diperoleh seputarcibubur.com, baru-baru ini.

Masuk ke dalam lobi hotel, Anda akan terpukau dengan mozaik Candi Borobudur yang begitu besar dan detail dalam pembuatannya, menjadi latar belakang dari meja counter reception. Pun lampu-lampu yang ada di area lobi didesain khusus berupa stupa-stupa candi yang memencarkan sinar lewat celah-celah stupa.

Baca Juga: Nggak Tanggung-tanggung, 31 Hotel TAUZIA Borong Travelers Choice

Masih di area lobi, kita bisa menjumpai produk UMKM lokal berupa wayang kulit, pembatas buku wayang, maupun batik tulis dari Giriloyo Imogiri. Batik Giriloyo telah ada sejak abad 17 masehi tepatnya pada masa pemerintahan kerajaan Mataram di bawah kepemimpinan Sultan Agung. Saat itu, Sultan Agung memerintahkan agar daerah perbukitan Imogiri dijadikan makam raja-raja dan saat itulah awal mula munculnya seni membatik di Giriloyo dan aktivitas para ibu-ibu pembatik ini masih berlangsung hingga hari ini.

Halaman:

Editor: Yetto Parceka


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x