Kerap Jadi Kontroversi, Ini Sejumlah Faktor yang Mempengaruhi Penentuan Besaran Tarif IPL Apartemen

- 24 April 2022, 06:15 WIB
Ilustrasi. Faktor-faktor yang menentukan tarif iuran pengelolaan lingkungan
Ilustrasi. Faktor-faktor yang menentukan tarif iuran pengelolaan lingkungan /Pixabay/Stevepb//

SEPUTAR CIBUBUR – Salah satu masalah yang kerap menjadi ‘sumber kesalahpahaman’ antara pemilik/penghuni , pengurus Perhimpunan Pemilik dan Penghuni Satuan Rumah Susun (PPPSRS), dan Badan Pengelola apartemen adalah penentuan besaran tarif IPL (Iuran Pengelolaan Lingkungan) atau lebih dikenal sebagai service charge.

IPL atau Service Charge adalah biaya pemeliharaan gedung atau maintenance fee yang merupakan kewajiban secara proporsional yang dibebankan (sesuai luas unit yang dimiliki) kepada para pemilik/penghuni rumah susun. Maintenance fee rumah susun meliputi biaya kebersihan, keamanan, perawatan gedung, taman dan lain sebagainya.

IPL biasanya ditarik per bulan, 3 bulan, 6 bulan atau per tahun tergantung hasil rapat pengurus PPPSRS. Besamya biaya tergantung luas unit. Misalnya, luas total unit adalah 36 m2 dan jika tarif IPL sebesar Rp10.000/ m2, maka biaya yang harus dikeluarkan adalah Rp 10.000 x 36 m2 = Rp 360.000/bulan.

Bagi sebagian besar pemilik/penghuni tentunya menginginkan tarif IPL itu serendah-rendahnya, tetapi besar kecilnya tarif IPL ditentukan oleh banyak faktor. Lantas bagaimana sebenarnya cara menghitung penentuan tarif IPL?

Baca Juga: Sewakan Unit Apartemen Secara Harian Untung sih Lumayan, tapi Bisa Buntung juga Loh

Hal pertama yang harus dilakukan adalah mengetahui terlebih dahulu rencana pengeluaran dalam setahun itu apa saja? Kemudian juga harus diketahui apa saja potensipotensl penerimaan atau pemasukan di luar penerimaan IPL. Misalnya penyewaan mangan, penyewaan BTS (Base Transceiver Station), penyewaan ruang mesin ATM, kerjasama bisnis, pemasangan spanduk/iklan dan Iain-lain.

Setelah itu, pengeluaran kita dikurangi dengan pendapatan, hasilnya (atau kekurangannya) itulah yang harus ditanggung oleh pemilik/penghuni. Jumlah kekurangan dari pengeluaran dan pendapatan selanjutnya dibagi dengan luas unit atau NPP (Nilai Perbandingkan Proporsional), hingga kita tahu tarif IPL per meter yang harus dikenakan.

Apabila pengeluaran lebih besar dari penerimaan dibandingkan tahun sebelumnya itu berarti kondisi keuangan akan mengalami defisit, sehingga untuk menutupi kekurangannya, maka tarif IPL harus dinaikkan.

Baca Juga: Pertama di Indonesia, Pusat Grosir Topping Off sebelum Dilaunching Resmi ke Publik

Halaman:

Editor: Erlan Kallo


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x