Tanggapan Sosiolog UNJ Terkait Pria Bengis Pembakar Balita di Tambora Jakarta Barat

14 Januari 2022, 10:05 WIB
Tanggapan Sosiolog UNJ Terkait Pria Bengis Pembakar Balita di Tambora Jakarta Barat /Pixabay/Gentle07

SEPUTAR CIBUBUR - Baru-baru ini kejadian yang sungguh mengenaskan terjadi di Tambora Jakarta Barat.

Seorang pria bengis diketahui membakar seorang balita dengan korek api ke sejumlah tubuh korban.

Seorang pria berinisial R (31) tega melakukan tindak kekerasan terhadap seorang balita berinisial ADR berusia 2,5 tahun di Tambora, Jakarta Barat. 

Baca Juga: Kebakaran di Tambora Tewaskan Satu Keluarga

Pria bengis tersebut dengan tega menyulutkan korek api ke sejumlah bagian tubuh korban.

Hal tersebut dilakukan pelaku dikarenakan dia kesal terhadap orang tua korban.

Kejadian bermula saat pelaku  mendatangi rumah korban untuk sekira pukul 20:00.

Setelahnya, pelaku membawa sang anak dengan alasan ingin memberi jajanan kepada korban.

Sosiolog Universitas Negeri Jakarta, Evy Clara mengatakan perilaku pelaku bisa terjadi salah satunya karena kondisi di lingkungan rumah.

Terlebih, Tambora merupakan kawasan padat penduduk.

"Kondisi di lingkungan memperngaruhi kehidupam sosial. Bukan hanya di Tambora, di daerah padat penduduk kriminal bisa dibilang tinggi karena banyak faktor," ujarnya dikonfirmasi Kamis 13 Januari 2022.

Menurut Evy, dalam kasus ini, pelaku perlu dilakukan pemeriksaan kejiwaan.

Pemeriksaan kejiwaan itu dilakukan untuk mengetahui apakah pelaku memang punya gangguan mental atau tidak.

Sebab, lanjutnya, perilaku seperti itu, dikhawatirkan akan terulang kepada anak-anak yang lain.

"Yang memperbuat (pelaku) harus di periksa kejiawannya. Nanti dikhawatirkan anak kecil lain akan diperlakuian begitu juga," ucapnya.

Selain itu, pelaku juga harus dilakukan pemeriksaan apakah dia menggunakan narkoba.

Sebab, kata Evy, hal tersebut juga menjadi salah satu faktor terjadinya kekerasan.

Orang-orang yang memakai narkoba, beber Evy, rata-rata mempunyai emosional yang tidak stabil, sehingga bisa nekat.

"Apakah dia gangguan jiwa, apakah dia pemakai obat terlarang kan semua itu harus diperiksa, menggangu mental kan itu. Nah orang seperti itu butuh duit ada yang mau dibeli sama dia," tutur Evy.

Oleh sebab itu, Evy menambahkan peran RT dan RW dilingkungan sangat berperan dalam memantau warganya, apalagi di lingkungan yang memang padat penduduk.***

 
Editor: Danny tarigan

Tags

Terkini

Terpopuler