Sampah Jadi Masalah Global, Sekolah Ilmu Lingkungan UI Tumbuhkan Kesadaran Siswa SD Pilah dan Daur Ulang

- 18 September 2023, 14:55 WIB
ILustrasi Tempat Pengolahan Sampah Reuse, Reduce, dan Recycle (TPS3R)
ILustrasi Tempat Pengolahan Sampah Reuse, Reduce, dan Recycle (TPS3R) /Foto/Prokompim Kota Bogor

SEPUTAR CIBUBUR - Sekolah Ilmu Lingkungan (SIL) Universitas Indonesia mengadakan kegiatan pengabdian masyarakat untuk mengajarkan dan menumbuhkan kesadaran pengelolaan sampah dengan memilah sampah anorganik untuk daur ulang kepada siswa sekolah dasar.

Kegiatan tersebut dilakukan di SD Negeri Muncul 01, Tangerang Selatan.

Kegiatan ini melibatkan serangkaian lokakarya interaktif dan kegiatan edukatif yang dirancang untuk mengedukasi anak peserta didik tentang pentingnya pengolahan sampah agar dapat menerapkan kehidupan minim sampah secara berkelanjutan.

Baca Juga: Ada Fasilitas Biokonversi di Rest Area Cibubur, Manfaatkan Lalat Tentara Hitam untuk Olah Sampah Organik

Ketua Tim Pengabdian Masyarakat Pemilahan Sampah Daur Ulang, Dr. Herdis Herdiansyah, mengatakan bahwa pengelolaan limbah dan sampah menjadi masalah global yang mendesak.

Sebagai respons terhadap tantangan ini, UI menyelenggarakan program pengabdian masyarakat ini sebagai bagian dari komitmennya untuk mendorong praktik berkelanjutan dan memberdayakan generasi muda untuk berdampak positif pada lingkungan.

“Edukasi untuk menumbuhkan kesadaran masyarakat merupakan kunci utama dari keberhasilan pengelolaan sampah berbasis masyarakat terutama pada anak-anak. Namun, proses untuk menumbuhkan kesadaran pada tingkat anak-anak tersebut membutuhkan proses yang panjang, termasuk edukasi dari seluruh pihak,” ujarnya dalam keterangan yang diterima, Senin 18 September 2023.

Fasilitator Pemilahan Sampah Daur Ulang, Helda Fachri, mengatakan, bahwa pemilahan sampah sangat bermanfaat tak hanya bagi lingkungan, tetapi juga manusia pada generasi saat ini dan mendatang.

“Penting untuk mendorong kolaborasi pemangku kepentingan untuk membentuk ekosistem pengelolaan sampah, dalam hal ini sirkular ekonomi di sekolahan,” ujarnya.

Pengelolaan yang masih mengandalkan Tempat Pemprosesan Akhir (TPA) yang masih bersifat konvensional akan menimbulkan berbagai permasalahan ekologi, seperti meresapnya pencemaran dari sampah ke dalam tanah dan mencemari sumber air bersih.

Di Tangerang Selatan, ada TPA Cipeucang yang terletak kawasan permukiman penduduk di perbatasan Kecamatan Serpong dengan Kecamatan Setu. TPA itu terletak berdampingan dengan fasilitas umum seperti sarana pendidikan, kesehatan, dan perusahaan air minum. Hal ini menimbulkan risiko kesehatan yang tinggi, yaitu risiko terpapar pencemaran akibat kegiatan penimbunan sampah yang masih bersifat open dumping tersebut.

Pemerintah daerah sebenarnya berencana membangun TPS3R di Kelurahan Rawa Mekar Jaya, namun rencana ini terkendala protes dari masyarakat yang menolak rencana tersebut.

Padahal kerjasama dan partisipasi masyarakat merupakan salah satu hal yang fundamental terkait dengan pengelolaan sampah yang lebih berkelanjutan. Untuk itu salah satu alternatif ideal yang dapat dilakukan untuk mengatasi persoalan ini adalah melakukan edukasi dan sosialisasi pada masyarakat.

Pembentukan sistem pengumpulan sampah dinilai efektif di sekolah, namun perlu peningkatan peningkatan fasilitas infrastruktur sekolah, jadwal pengangkutan sampah, kendala transportasi, dan sosialisasi oleh pemerintah setempat.

Program edukasi siswa sekolah ini dapat mempengaruhi perilaku orang tua siswa sekolah dan masyarakat, serta menjadi cikal bakal kesadaran masyarakat sejak usia dini agar bijak mengelola sampah sejak dari sumbernya.

Dalam kegiatan ini, anak-anak diberi wawasan pengelolaan sampah yang telah terpilah dan dihubungkan dengan off-taker dan pabrik daur ulang yang dapat membantu keberlanjutan proses sirkular ekonomi sampah anorganik. Selain itu, anak-anak juga akan diberi pengetahuan tentang produk-produk daur ulang.

Tim UI membantu masing-masing anak untuk mengenali jenis sampah secara visual serta melakukan pemilahan dengan memasukkan sampah pada karung-karung yang masing-masing telah diberikan nama jenis dan gambar sampah.

Melalui acara pengabdian masyarakat ini, Universitas Indonesia diharapkan mampu membantu memberikan solusi bagi masyarakat untuk mengurangi sampah tercampur untuk diangkut oleh TPS3R dan ditimbun ke TPA.

Baca Juga: Keren! Lima Cowok Ganteng Gen Z Bersihkan Sampah di Sungai

Pengurangan sampah oleh anak-anak sekolah dasar dan membentuk sistem sirkular ekonomi sampah terpilah di sekolah yang dikelola bersama-sama dengan berbagai pihak diharapkan dapat tercapai melalui kegiatan ini.

Pengabdian masyarakat ini dilakukan oleh Klaster Interaksi, Pemberdayaan Masyarakat, Lingkungan Sosial Sekolah Ilmu Lingkungan Universitas Indonesia dan didukung oleh PT Pertamina (Persero) & PT Bumi Resources Minerals Tbk. ***

Editor: sugiharto basith budiman


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x