“Masjid ini mulai dibangun pada Oktober 2022. Saat ini tahapan pembangunan masjid sudah mencapai 80 persen dan mulai tadi malam sudah dipakai untuk melaksanakan Salat Tarawih,” kata Wildan yang merupakan Ketua Dewan Kemakmuran Masjid (DKM) Masjid Tjia Kang Hoo.
Masjid yang berdiri di atas lahan seluas kurang lebih 793 meter persegi dengan luas bangunan 297,5 meter persegi ini memadukan arsitektur Tionghoa dan Betawi.
Ciri bangunan budaya Tionghoa tampak pada bentuk pagoda, sudut atap, warna merah, dan sejumlah ornamen yang menunjukkan asal mayoritas warga sebagai etnis Tionghoa.
Masjid ini nantinya akan memiliki lima bagian pagoda yang mencerminkan Rukun Islam, yakni syahadat, salat, zakat, puasa, dan naik haji bagi yang mampu.
Sementara ciri bangunan Betawi terlihat dari gigi balang atau bagian yang ada pada tepi atap rumah-rumah masyarakat Betawi berbentuk segitiga dan bulatan, ornamen ini dipasang pada lisplang.
Memiliki empat pintu masuk dengan ornamen aksara Han, masjid ini memiliki daya tampung hingga 250 orang. ***
Sumber: Antara