Masjid Tjia Kang Hoo: Wujud Alkulturasi Islam, Tionghoa, dan Betawi

- 15 Maret 2024, 07:21 WIB
Warga membangun asli masjid berarsitektur Tionghoa di Pasar Rebo Pekerja menyelesaikan tahap pembangunan Masjid Tjia Kang Ho berarsitektur Tionghoa di Jalan Tipar, Pekayon Kelurahan, Kecamatan Pasar Rebo, Jakarta Timur, Selasa (12 Maret 2024).
Warga membangun asli masjid berarsitektur Tionghoa di Pasar Rebo Pekerja menyelesaikan tahap pembangunan Masjid Tjia Kang Ho berarsitektur Tionghoa di Jalan Tipar, Pekayon Kelurahan, Kecamatan Pasar Rebo, Jakarta Timur, Selasa (12 Maret 2024). / Foto: ANTARA/Syaiful Hakim/

SEPUTARCIBUBUR- Indonesia dikenal sebagai negara yang kaya akan budaya. Beragam budaya tersebut terbentuk dari proses alkulturasi budaya luar seperti Arab, Eropa hingga Tionghoa.

Salah satu buktinya ada pada masjid Tjia Kang Hoo yang berada di Jalan Tipar, Kelurahan Pekayon, Kecamatan Pasar Rebo, Jakarta Timur.

Masjid yang penuh dengan ornamen Tionghoa ini diambil dari nama seorang warga Tionghoa yang mualaf dan mewakafkan tanahnya untuk dijadikan masjid bernama Tjia Kang Hoo yang kemudian mengubah namanya menjadi Haji Abdul Soleh.

Baca Juga: Renungan Malam Kristiani: Miliki Kebiasaan Baik

Tjia Kang Hoo setelah menjadi mualaf berkeinginan untuk mendirikan masjid berarsitektur Tionghoa yang kemudian pembangunannya diteruskan oleh anaknya H Budiyanto dan cucunya Muhammad Wildan Hakiki.

Wildan mengatakan perancangan masjid dengan gaya Tionghoa ini untuk menghormati mendiang kakeknya dan mempertahankan budaya Tionghoa.

“Kenapa kita bikin masjid model begini, karena kita tidak ingin melupakan dari mana sejarahnya kita berawal, walaupun kita sudah menjadi muslim sekarang. Tapi saudara-saudara kita di sekitar sini yang juga warga keturunan masih banyak yang non muslim,” kata Wildan.

Baca Juga: El Nino Moderat Masih Membayangi Tahun 2024, Pemerintah Siapkan Langkah Antisipasi Kebakaran Hutan dan Lahan

Meski bangunan masjid baru rampung 80 persen dan masih dalam proses pembangunan, Masjid Tjia Kang Hoo ini sudah digunakan untuk ibadah tarawih mulai Ramadan tahun ini.

“Masjid ini mulai dibangun pada Oktober 2022. Saat ini tahapan pembangunan masjid sudah mencapai 80 persen dan mulai tadi malam sudah dipakai untuk melaksanakan Salat Tarawih,” kata Wildan yang merupakan Ketua Dewan Kemakmuran Masjid (DKM) Masjid Tjia Kang Hoo.  

Masjid yang berdiri di atas lahan seluas kurang lebih 793 meter persegi dengan luas bangunan 297,5 meter persegi ini memadukan arsitektur Tionghoa dan Betawi.

Ciri bangunan budaya Tionghoa tampak pada bentuk pagoda, sudut atap, warna merah, dan sejumlah ornamen yang menunjukkan asal mayoritas warga sebagai etnis Tionghoa.

Masjid ini nantinya akan memiliki lima bagian pagoda yang mencerminkan Rukun Islam, yakni syahadat, salat, zakat, puasa, dan naik haji bagi yang mampu.

Sementara ciri bangunan Betawi terlihat dari gigi balang atau bagian yang ada pada tepi atap rumah-rumah masyarakat Betawi berbentuk segitiga dan bulatan, ornamen ini dipasang pada lisplang.

Memiliki empat pintu masuk dengan ornamen aksara Han, masjid ini memiliki daya tampung hingga 250 orang. ***

 

Sumber: Antara

Editor: Ruth Tobing


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x