Kesemuanya dapat dikaji di kampus lapangan geologi ini. Betapa tidak, di Karang Sambung inilah dapat dijumpai beragam batuan dasar samudera, seperti batuan metamorfosa sekis mika (Mica Schist), yang muncul ke permukaan akibat proses tektonik tadi. Hasil pengukuran umur batuan, diprakirakan bahwa sekis mika Karang Sambung berumur 328 juta tahun lalu. Ini berarti bahwa batuan pondasi Pulau Jawa ini sudah mulai terbentuk lebih dari 300 juta tahun lampau.
Ada batuan kekar kolom (columnar joint) yang merupakan produk sumber magma, juga ada batuan serpentinit, gabro dasar laut, rijang (chert), batupasir merah (red sandstone), bercampur aduk menjadi satu, membentuk batuan yang dikenal sebagai melange. Semua batuan tadi berasal dari dasar samudera pada kedalaman 4.000 meter, lalu terangkat ke permukaan akibat bertumbukannya lempeng tektonik Indo-Australia yang bergerak ke arah Utara dan Lempeng Eurasia yang bergerak ke arah Tenggara, dengan kecepatan rata-rata 5 Centimeter per-tahun.
Baca Juga: Undang Tiga Capres, HA IPB Ingin Beri Gagasan Agromaritim
Melalui teori tektonik lempeng tadi maka pulau Jawa, juga Sumatera dan Nusa Tenggara masuk kedalam sistem busur kepulauan (island-arc system). Dari sini dapat diinterpretasikan kehadiran jalur gunung-gunung api aktif di sepanjang pulau Jawa, serta adanya lapisan batuan sedimen di bagian utara jalur gunung api Jawa tadi, yang kaya sumber daya minyak dan gas bumi.
Untuk melaksanakan eksplorasi sumber daya mineral dan migas maka semua insinyur geologi harus menguasai teori tektonik lempeng tadi. Saat menjadi mahasiswa geologi, mereka pasti digembleng di Kampus Lapangan Geologi Karang Sambung ini guna menerapkan beragam teori di kelas dan di laboratorium pada kondisi nyata di lapangan, serta belajar cara membuat Peta Geologi.
***