Pemilu Selesai, Ini Strategi Pemerintah untuk Tumbuhkan Ekonomi dan Capai Indonesia Emas 2045

22 Mei 2024, 13:06 WIB
Head of Institutional Banking Group Bank DBS Kunardy Lie, Executive Director Yayasan Cerah Indonesia Adhityani Putri, Presdir Bank DBS Lim Chu Chong, Executive VP Commercial Product Development PLN Ririn Rachmawardini, Ketua Kadin Energy Transition Task Force Anthony Utomo, dan Melfrida Gultom /

SEPUTAR CIBUBUR  – Untuk memberikan wawasan strategis mengenai masa depan ekonomi Indonesia pasca Pemilihan Umum (Pemilu DVA), dan menyoroti langkah-langkah menuju keberlanjutan dalam aspek  EnvironmentalSocialand Governance (ESG), Bank DBS Indonesia tahun ini menyelenggarakan DBS Asian Insights Conference 2024 dengan mengangkat tema “Election to Action: Crafting A Sustainable Future Towards Golden Indonesia 2045 and ESG Excellence”.

Hadir dalam acara ini Wakil Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Kartika Wirjoatmodjo, Wakil Menteri Keuangan Suahasil Nazara, Senior Advisor Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Raden Pardede, Direktur Eksekutif Indikator Politik Burhanuddin Muhtadi, serta Chief Economist and Managing Director DBS Group Research Taimur Baig.

Presiden Direktur PT Bank DBS Indonesia Lim Chu Chong mengatakan, Taksonomi hijau Indonesia telah menetapkan standar baru untuk penerapan nilai ESG. Sebagai bank pertama di Singapura yang tergabung dalam Net Zero Banking Alliance, DBS Bank Ltd (Bank DBS) dan Bank DBS Indonesia berkomitmen untuk mendukung nasabah korporasi dengan solusi keuangan berkelanjutan yang berfokus pada energi terbarukan dan infrastruktur.

Presiden Direktur PT Bank DBS Indonesia Lim Chu Chong. Sumber: Bank DBS Indonesia
“Hal ini dilakukan sebagai wujud kesiapan kami dalam menyongsong transisi energi pada 2050. Kami pun senantiasa mendukung visi ‘Indonesia Emas 2045’ untuk mengubah Indonesia menjadi negara berpendapatan tinggi, mempromosikan pembangunan berkelanjutan, serta kemakmuran regional,” tuturnya.

Baca Juga: Bank DBS Indonesia Bina Mahasiswa dengan Disabilitas

Setelah berakhirnya pemilu, kinerja investasi di Indonesia menunjukkan tanda-tanda kebangkitan yang signifikan. Fakta ini diperkuat dengan pertumbuhan ekonomi yang berada di atas 5% selama tujuh kuartal berturut-turut. Lebih dari itu, dengan berbagai kebijakan pemerintah, tingkat inflasi pun masih terjaga rendah. 

Wakil Menteri Keuangan Suahasil Nazara pun turut memberikan gambaran terkait kebijakan fiskal untuk mendorong pertumbuhan ekonomi.

Wakil Menteri Keuangan Suahasil Nazara menyampaikan keynote speech dalam acara DBS Asian Insights Conference 2024 di Jakarta, Selasa (21/5/2024). Sumber: Bank DBS Indonesia
“Tahun lalu, kita berhasil menyelesaikan defisit fiskal sebesar 1,6% dari Produk Domestik Bruto (PDB). Ini adalah posisi yang kuat yang diakui oleh komunitas internasional bahwa Indonesia tidak terekspos pada kenaikan suku bunga karena pembiayaan kita berasal dari pasar. Anda dapat melihat beberapa negara masih berjuang untuk mengelola situasi utang mereka dan pada saat yang sama juga mengelola pertumbuhan. Saya percaya karena ketahanan ekonomi Indonesia, kita dapat meningkatkan defisit fiskal dari 1,6% menjadi 1,2% terhadap PDB tanpa mengorbankan pertumbuhan ekonomi Indonesia,” ujarnya.

Secara jangka panjang, Indonesia memiliki cita-cita ambisius yakni Indonesia Emas 2045 untuk menjadi episentrum pertumbuhan ekonomi di Asia Tenggara dan salah satu dari lima besar ekonomi dunia. Untuk mewujudkan aspirasi ini, diperlukan intervensi dalam strategi hilirisasi industri serta praktik terbaik dalam penerapan ESG.

Baca Juga: Dukung Keberlanjutan, Bank DBS Indonesia Teken Kerja Sama dengan Indorama

“Misi BUMN jelas yaitu untuk menjadi pionir dalam ekonomi hijau, pemimpin dalam inklusi sosial, inovator dalam teknologi digital, dan pengembang struktur energi kelas dunia. Dalam inisiatif ini, BUMN berkomitmen untuk membangun masa depan yang sejahtera bagi rakyat Indonesia dan bekerja sama dengan seluruh investor,” kata Wakil Menteri BUMN Kartika Wirjoatmodjo.

Wakil Menteri BUMN Kartika Wirjoatmodjo. Sumber: Bank DBS Indonesia
Dalam menghadapi ketidakpastian global, Indonesia tetap optimis dengan proyeksi pertumbuhan ekonomi. Faktor-faktor seperti hilirisasi industri dan peningkatan ekspor non-migas memberikan harapan positif bagi pencapaian target pertumbuhan 5%. 

Chief Economist and Managing Director DBS Group Research Taimur Baig menyatakan ketahanan ekonomi Indonesia dalam menghadapi tantangan global patut diapresiasi. Pertumbuhan yang stabil memberikan ruang bagi Bank Indonesia (BI) untuk tetap teguh dalam mengelola stabilitas harga dan rupiah. 

“Setelah kenaikan suku bunga pada April, walaupun kemungkinan kenaikan suku bunga lebih lanjut masih ada, beberapa langkah yang dapat diambil mencakup intervensi yang disterilkan, pembelian obligasi, menarik arus masuk melalui surat utang berjangka waktu kurang dari setahun, dan meminta perusahaan BUMN untuk mengoptimalkan/menghentikan pembelian dolar dalam jumlah besar,” jelasnya.

(Ki-ka) Presdir PT Bank DBS Indonesia Lim Chu Chong, Wamen BUMN Kartika Wirjoatmodjo, Head of Institutional Banking Group PT Bank DBS Indonesia Kunardy Lie, Head of Consumer Banking PT Bank DBS Indonesia Melfrida Gultom. Sumber: Bank DBS Indonesia
Tidak hanya itu, Indonesia juga baru saja melewati masa Pemilu. Beberapa analis memperkirakan bahwa program andalan Presiden terpilih, Prabowo Subianto, yaitu menyediakan makanan dan susu gratis, akan menelan biaya sekitar Rp450 triliun per tahun, atau sekitar 13% dari total pengeluaran pemerintah.

Baca Juga: Bank DBS Indonesia Tingkatkan Keamanan Transaksi Digital Nasabah di Bulan Ramadan

Selain itu, proyek Ibu Kota Negara (IKN) dan peningkatan anggaran pertahanan juga akan menyedot dana negara. Rencana Kerja Pemerintah (RKP) 2025 menargetkan rasio utang terhadap PDB antara 39,77-40,14%, lebih tinggi dari target utang pemerintah tahun ini sebesar 38,26%. 

Hal ini menuntut perencanaan yang baik oleh pemerintah, terutama oleh Presiden dan Wakil Presiden terpilih. “Downstreaming akan diteruskan oleh Prabowo. Dia juga minat terhadap sektor pertanian dan memiliki concern terhadap ketahanan pangan,” jelas Direktur Eksekutif Indikator Politik Indonesia Burhanuddin Muhtadi. 

Chief Economist and Managing Director DBS Group Research Taimur Baig dan Senior Advisor Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Indonesia Raden Pardede dalam sesi diskusi. Sumber: Bank DBS Indonesia
DBS Asian Insights Conference merupakan konferensi tahunan Bank DBS Indonesia yang menyatukan para pemimpin dengan pemikiran global untuk membahas peluang dan tantangan perubahan di Indonesia. Konferensi ini diharapkan dapat mengubah kekhawatiran dan keraguan menjadi aksi serta keputusan strategis terkait arah bisnis di masa depan.

Pada 2024, DBS Asian Insights Conference pun memiliki sesi khusus terkait upaya berbagai perusahaan akan praktik bisnis yang lebih hijau dengan mengangkat tema “Sustainable Downstream Processing: Balancing Economic Growth with Environmental Integrity”. Sesi ini dihadiri oleh Ketua Kadin Energy Transition Task Force Anthony Utomo dan Executive Vice President Commercial Product Development PT PLN (Persero) Ririn Rachmawardini. (Lucius GK)

Direktur Eksekutif Indikator Politik Indonesia Burhanuddin Muhtadi memaparkan pandangannya terkait “2024 Political Outlook: From Election to Effective Governance”. Sumber: Bank DBS Indonesia

Editor: Ruth Tobing

Sumber: Siaran Pers

Tags

Terkini

Terpopuler