Promosikan Produk Kayu Indonesia di Pasar Internasional, Diplomat RI Diminta All Out

- 26 Oktober 2022, 20:35 WIB
Seminar Pengembangan Kapasitas untuk Diplomat bertema “Hutan Indonesia: Keberlanjutan dan Daya Saing”, Rabu 26 Oktober 2022
Seminar Pengembangan Kapasitas untuk Diplomat bertema “Hutan Indonesia: Keberlanjutan dan Daya Saing”, Rabu 26 Oktober 2022 /seputarcibubur.com/

SEPUTAR CIBUBUR - Sektor kehutanan Indonesia memiliki potensi besar untuk mendukung pertumbuhan hijau melalui pemanfaatan produk kayu dan hasil hutan lainnya.

Dukungan diplomasi dari para diplomat untuk mempromosikan sektor kehutanan di pasar internasional bisa semakin memperkuat potensi tersebut.

“Presiden Jokowi sudah meminta Dubes Indonesia untuk mengedepankan diplomasi ekonomi. Nah jadi kami mohon dukungan Perwakilan RI di luar negeri dan dukungan para diplomat,” kata Ketua Forum Komunikasi Masyarakat Perhutanan Indonesia (FKMPI) yang juga  Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Hutan Indonesia (APHI) Indroyono Soesilo saat Pengembangan Kapasitas untuk Diplomat bertema “Hutan Indonesia: Keberlanjutan dan Daya Saing”, Rabu 26 Oktober 2022. Acara tersebut dibuka oleh Dirjen Amerika dan Eropa Kementerian Luar Negeri Umar Hadi.

Indonesia memiliki 120,6 juta hektare kawasan hutan yang setara dengan 63% dari luas daratan. Sejumlah stigma negatif yang pernah dilekatkan kepada sektor kehutanan Indonesia sejatinya kini sudah berhasil diatasi dengan berbagai kebijakan-kebijakan yang diterapkan pemerintah saat ini.

Indroyono menjelaskan untuk menjawab isu tentang illegal logging dan keberlanjutan, Indonesia sudah mengembangkan Sistem Verifikasi Legalitas dan Kelestarian (SVLK). Skema sertifikasi mandatory itu telah mendapat pengakuan internasional termasuk dari Uni Eropa dan Inggris melalui perjanjian FLEGT.

Baca Juga: Angin Duduk (Angina Pectoris) Bisa Muncul Mengawali Serangan Jantung

“Kami berharap diplomat Indonesia bisa terus mempromosikan SVLK dan mendorong negara-negara UE untuk mengimplementasikan perjanjian FLEGT,” katanya.

Tahun ini sampai September, Indonesia mengekspor produk kayu senilai 1,3 miliar dolar AS ke UE. Namun nilai pasar UE mencapai 52 miliar dolar AS yang malah dikuasai oleh negara-negara yang tidak memiliki perjanjian FLEGT.

Isu lain yang sudah dijawab melalui kebijakan pemerintah saat ini adalah soal deforestasi. Menurut Indroyono, berbagai kebijakan pemerintah Indonesia telah berhasil menahan laju deforestasi menjadi sangat rendah.

Halaman:

Editor: sugiharto basith budiman


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x