“Pijar Foundation sadar betul bahwa distribusi talenta yang tidak merata berdampak pada hilangnya potensi kemajuan di sektor lain, sehingga perlu pemerataan dan kemudahan akses dalam pendidikan. Dalam program ini kami berusaha meningkatkan potensi anak muda melalui modul belajar mandiri yang mana para pemateri tersebut merupakan para karyawan Bank DBS Indonesia dari berbagai macam divisi,” tuturnya.
Baca Juga: Pemerintah Kembangkan Kebijakan Ketenagakerjaan Demi Atasi Kesenjangan Teknologi Digital di Pedesaan
Ageng menambahkan bahwa inklusivitas pendidikan sangat melekat pada program ini, terlihat dari antusiasme peserta yang begitu besar terlepas latar belakang pendidikan dan daerah yang berbeda-beda. Beraneka ragam pertanyaan yang muncul dari para peserta; mulai dari perencanaan keuangan, Kredit Pemilikan Rumah (KPR), perencanaan pensiun, karir di perbankan, sampai dengan bagaimana cara mendirikan institusi perbankan.
Kolaborasi ini merupakan kolaborasi pertama antara Bank DBS Indonesia bersama Pijar Foundation. Turut mendukung kemajuan pendidikan di Indonesia, Pijar Foundation merupakan organisasi yang memberikan pengarahan dan membantu mitra strategis mempersiapkan diri dalam mengantisipasi tren, kesempatan, dan tantangan masa depan.
Baca Juga: Desa Lebih Berdaya Saing Ketika Optimalkan Pemanfaatan Internet dan Teknologi Digital
Dalam mewujudkan visinya sebagai Best Bank for a Better World, DBS Group memiliki tiga pilar keberlanjutan sebagai basis pemikirannya yakni Responsible Banking, Responsible Business Practice, dan Create Impact Beyond Banking.
Sebagai realisasi dari pilar ketiga, Bank DBS Indonesia berkomitmen untuk memberikan dampak positif melalui rangkaian kegiatan sukarela dengan melibatkan karyawan yang bank sebut sebagai People of Purpose (POP).
Selain kegiatan DBS Berpijar, Bank DBS Indonesia juga menggalakkan program #MakanTanpaSisa guna meningkatkan kesadaran masyarakat akan permasalahan sampah makanan. (Lucius GK)